Tautan-tautan Akses

AS Tuduh Iran Berusaha Eksploitasi Protes Gaza di AS


Sejumlah polisi berjaga di pintu masuk Universitas Columbia di New York saat protes pro-Palestina berlangsung di kampus tersebut pada 22 April 2024. (Foto: AFP/Charly Triballeau)
Sejumlah polisi berjaga di pintu masuk Universitas Columbia di New York saat protes pro-Palestina berlangsung di kampus tersebut pada 22 April 2024. (Foto: AFP/Charly Triballeau)

Kepala intelijen Amerika Serikat pada Selasa (9/7) menuduh Iran memanfaatkan aksi protes yang terjadi di Amerika Serikat terkait penentangan terhadap perang Gaza, termasuk dengan membayar para demonstran.

Avril Haines, direktur intelijen nasional, menekankan bahwa ia tidak menuduh bahwa warga AS yang turun ke jalan menentang Israel atau kebijakan AS tidak tulus atau mereka melakukan atas permintaan Iran, namun mengatakan bahwa Teheran meningkatkan upayanya untuk ikut campur.

"Dalam beberapa minggu terakhir, aktor-aktor pemerintah Iran telah berusaha untuk secara oportunis mengambil keuntungan dari protes yang sedang berlangsung terkait perang di Gaza, dengan menggunakan buku pedoman yang telah kita lihat digunakan oleh aktor-aktor lain selama bertahun-tahun," kata Haines dalam sebuah pernyataan.

"Kami telah mengamati para aktor yang terkait dengan pemerintah Iran menyamar sebagai aktivis di dunia maya, berusaha mendorong protes dan bahkan memberikan dukungan finansial kepada para pengunjuk rasa," ujarnya.

"Kebebasan untuk mengekspresikan pandangan yang beragam, jika dilakukan secara damai, sangat penting bagi demokrasi kita, namun penting juga untuk memperingatkan para aktor asing yang berusaha mengeksploitasi perdebatan kita untuk tujuan mereka sendiri," katanya.

Negara ulama Iran mendukung kelompok militan Palestina Hamas, yang serangan besar-besarannya terhadap Israel pada 7 Oktober lalu telah memicu serangan Israel tanpa henti di Jalur Gaza.

Media yang didukung pemerintah Iran memanfaatkan protes pro-Palestina yang melanda kampus-kampus di Amerika Serikat dan menuduh AS munafik dalam tindakan keras terhadap beberapa demonstrasi.

Iran, musuh bebuyutan Amerika Serikat sejak revolusi Islam 1979 yang menggulingkan Syah Iran yang pro-Barat, telah sering dituduh mencoba menargetkan suara-suara pembangkang di Barat.

Amerika Serikat telah berulang kali mengutuk apa yang disebutnya sebagai kampanye disinformasi yang dilakukan oleh China dan terutama Rusia, termasuk melalui unggahan media sosial yang menipu. [my/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG