Para pemimpin Kelompok 20 negara-negara ekonomi maju diperkirakan memusatkan perhatian pada isu-isu ekonomi ketika bertemu di resor wisata Laut Tengah di Antalya, Turki pada hari Minggu (15/11) dan Senin (16/11). Tapi mereka juga akan membahas konflik yang memburuk di Suriah dan Irak.
Presiden Turki Erdogan dipandang mendapat mandat kuat dari rakyat yang mendukungnya dalam pemilu untuk menstabilkan situasi keamanan di kawasan itu.
Koalisi pimpinan Amerika melawan ISIS memerlukan Turki, anggota NATO dan sekutu lama Amerika guna membantu menghentikan kemajuan ISIS.
Bulan Juli, Turki mulai mengizinkan koalisi menggunakan pangkalan udaranya untuk meluncurkan serangan udara terhadap kelompok ekstrimis. Turki telah menampung 2 juta pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan, yang mengancam stabilitas perbatasan di wilayah Turki Selatan.
Presiden Obama diperkirakan akan bertemu dengan Erdogan untuk membahas cara mengakhiri kekerasan dan melicinkan jalan bagi transisi politik di Suriah, dengan mengakhiri rezim Assad.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, "Mengingat tekanan serius yang dihadapi sekutu kami Turki, dari besarnya jumlah pengungsi Suriah, kekhawatiran atas kekerasan mengerikan yang terjadi di dekat perbatasan, mustahil jika kita ada di sana dan tidak membahas upaya berkelanjutan untuk melemahkan dan pada akhirnya menghancurkan ISIS."
Meskipun punya kepentingan bersama, Amerika dan Turki, juga punya perbedaan pendapat, termasuk tentang peran pejuang Kurdi yang bertempur melawan ISIS di Suriah dengan dukungan koalisi pimpinan Amerika.
Turki khawatir tentang meningkatnya kemajuan teritorial yang dibuat pasukan Kurdi Suriah yang berafiliasi dengan pemberontak Kurdi PKK di Turki. PKK adalah kelompok teroris yang telah diperangi Turki selama lebih dari tiga dekade.
Ini menyoroti perbedaan mendasar antara Amerika dan Turki mengenai masa depan di Suriah, kata penulis dan pakar Timur Tengah Michael Gunter.
"Turki tidak pernah melihat ISIS sebagai ancaman eksistensial seperti yang dipandang Amerika dan banyak negara lainnya. Kita (AS dan Turki) akan terus menghadapi kesalahpahaman, sampai akhirnya Turki punya pandangan yang sama dengan Amerika dan lainnya," ulas Gunter.
Para pengamat mengatakan KTT G20 akan memberi kesempatan kepada pemimpin Amerika dan Turki untuk bertemu langsung, dan tidak hanya untuk berbagi cerita tentang kepentingan-kepentingan bersama, tapi mencari cara menyatukan pandangan kedua negara. [zb/ii]