Perusahaan China, Dandong Hongxiang Industrial Developmental Company Limited, disingkat DHID, serta ketua dewan direksi Ma Xiaohong dan tiga orang eksekutif perusahaan dituduh berkomplot untuk menghindari sanksi-sanksi terhadap Korea Utara, termasuk membantu pencucian uang lewat lembaga-lembaga keuangan Amerika.
DHID juga sedang diselidiki oleh para pejabat China karena hubungannya dengan Kwangson Banking Corporation, sebuah bank Korea Utara yang dicurigai membiayai program nuklir Korea utara. Ma Xiaohong telah ditahan oleh pemerintah China bulan lalu.
“Ini menunjukkan bahwa kita bisa bekerja sama dengan pemerintah China. Kita juga melihat kepentingan bersama untuk menekan Korea Utara,” kata wakil juru bicara departemen luar negeri Mark Toner hari Senin (26/9).
Toner mengatakan bahwa penting untuk “mempertahankan integritas sanksi-sanksi yang dikeluarkan oleh PBB dan Amerika, karena Korea Utara terus mengabaikan peraturan-peraturan internasional."
Kwangson Banking Corporation sebelumnya dituduh oleh Amerika dan PBB memberikan dukungan keuangan untuk membantu proliferasi senjata Korea Utara.
Dalam suatu langkah yang terkoordinasi, Departemen Kehakiman menuduh para pegawai Dandong Hongxiang menggunakan puluhan perusahaan dan akun-akun bank palsu untuk menghindari sanksi-sanksi Amerika atas Korea Utara.
Pada waktu yang bersamaan, Departemen Keuangan membekukan aset-aset perusahaan dan para pegawainya, termasuk 25 akun bank, dan 21 perusahaan bayangan.
Minggu lalu, para pejabat China mengatakan sedang menyelidiki perusahaan Dandong Hongxiang. Pejabat polisi dan kementerian LN China mengatakan perusahaan itu dicurigai melakukan “kejahatan-kejahatan ekonomi yang serius.” Ini adalah suatu pengumuman yang sangat terbuka dari pemerintah China, walaupun hubungannya dengan Korea Utara diselubungi kerahasiaan. [ii/sp]