Menteri Pertahanan Pat Shanahan mengatakan Amerika berusaha membangun "konsensus internasional" di Timur Tengah setelah serangan fajar terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman.
Amerika menyalahkan Iran atas serangan itu, dan militer telah menunjukkan rekaman video yang katanya menunjukkan orang-orang di kapal patroli Iran mengeluarkan ranjau limpet yang tidak meledak dari lambung kapal tanker Kokuka Courageous.
Kapal itu milik Kokuka Sangyo, perusahaan pelayaran Jepang, dan tanker lainnya, Front Altair, milik perusahaan Norwegia. Front Altair masih di laut dan krunya masih ditahan Iran.
Seorang pejabat, yang berbicara kepada VOA tanpa mau disebut namanya, mengatakan kapal serang cepat Iran mencegah dua kapal tunda, yang disewa perusahaan Norwegia, menarik Front Altair.
Kapal penyelamat yang dilengkapi kemampuan derek tiba di lokasi Front Altair pada 14 Juni siang dan dua kapal pendukung lainnya akan tiba di lokasi itu pada 15 Juni dengan tim spesialis untuk memeriksa kapal tanker itu dan membuat rekomendasi, kata CEO Frontline Robert Hvide Macleod dalam pernyataan.
Para kru ditahan Iran setelah sebuah kapal sipil Hyundai Dubai menyelamatkan mereka.
Menurut seorang pejabat pertahanan Amerika, pemimpin kapal Hyundai Dubai mengatakan kepada pasukan Amerika bahwa pasukan Iran mengepung kapalnya dan "menuntut" awak Altair diserahkan kepada mereka. Pimpinan kapal itu mengatakan ia merasa "diwajibkan dan dipaksa" patuh, meskipun perusahaan kru tersebut memerintahkan kapalnya agar tidak menyerahkan kru itu kepada Iran.
Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan angkatan laut Iran menyelamatkan 44 awak kapal dari tanker-tanker itu.
Kedua kapal itu tampaknya telah diserang ranjau.(ka)