Para pejabat Amerika sedang menyelidiki kemungkinan pelanggaran sanksi-sanksi terhadap Iran oleh Royal Bank of Scotland (RBS). Hal itu diberitakan media Inggris Financial Times, Rabu.
Bank yang separuh dinasionalisasi itu menolak berkomentar, dan hanya mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa bank tersebut berhubungan dengan pihak-pihak berwenang di Inggris dan Amerika untuk membahas kepatuhannya terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk peraturan mengenai sanksi-sanksi ekonomi Amerika.
Menurut Financial Times, penyelidikan oleh Departemen Kehakiman dan Bank Sentral Amerika didorong oleh pernyataan sukarela bank tersebut sekitar 18 bulan silam.
Dua tahun lalu, RBS didenda 500 juta dolar oleh regulator Amerika karena melakukan kegiatan pencucian uang oleh bank Belanda ABN Amro, yang diambil alih oleh konsorsium pimpinan RBS pada tahun 2007.
ABN Amro didapati bersekongkol mengelola transaksi gelap dolar Amerika bagi nasabah dari Iran, Libya, Sudan, Cuba dan negara-negara lain yang dikenai sanksi-sanksi Amerika.
Bank yang separuh dinasionalisasi itu menolak berkomentar, dan hanya mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa bank tersebut berhubungan dengan pihak-pihak berwenang di Inggris dan Amerika untuk membahas kepatuhannya terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk peraturan mengenai sanksi-sanksi ekonomi Amerika.
Menurut Financial Times, penyelidikan oleh Departemen Kehakiman dan Bank Sentral Amerika didorong oleh pernyataan sukarela bank tersebut sekitar 18 bulan silam.
Dua tahun lalu, RBS didenda 500 juta dolar oleh regulator Amerika karena melakukan kegiatan pencucian uang oleh bank Belanda ABN Amro, yang diambil alih oleh konsorsium pimpinan RBS pada tahun 2007.
ABN Amro didapati bersekongkol mengelola transaksi gelap dolar Amerika bagi nasabah dari Iran, Libya, Sudan, Cuba dan negara-negara lain yang dikenai sanksi-sanksi Amerika.