Para pemimpin itu mengatakan dalam pernyataan bersama hari Minggu (18/3) bahwa mereka mempunyai keprihatinan yang serius mengenai program nuklir dan misil Korea Utara.
"Kami dengan kuat mendesak Korea Utara agar segera dan sepenuhnya mematuhi kewajibannya berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB," kata pernyataan itu dengan menggunakan singkatan nama resmi Korea Utara, DPRK.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan hari Minggu bahwa ASEAN dan Australia telah memahami rencana yang diumumkan baru-baru ini bahwa Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan mengadakan pertemuan dalam waktu dekat. Kami bergembira tapi berhati-hati.
Perdana menteri Singapura juga mengatakan ASEAN dan Australia lebih menghendaki persetujuan perdagangan multi-lateral, bukan bea impor yang telah diusulkan Trump untuk melindungi produsen baja dan alminium dalam negeri.
"Kami dengan kuat yakin bahwa sistem perdagangan multilateral yang bebas, terbuka, dan berbasis peraturan adalah kunci untuk kemakmuran dan pertumbuhan kawasan," kata Lee.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan hari Minggu bahwa blok tersebut juga telah membicarakan bencana kemanusiaan dengan Muslim Rohingya Myanmar. Ia mengatakan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah mengusahakan pertolongan dari kelompok itu atau ASEAN dan Australia.
Australia, yang bukan anggota ASEAN, tetapi mengusahakan hubungan yang lebih dekat dengan ASEAN, menjamu pertemuan kawasan tersebut di Sydney.
Negara-negara ASEAN adalah Brunai, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. [gp]