Asia Sentinel akhirnya menarik laporan yang dipublikasikannya pada 10 September lalu dan sempat menimbulkan polemik di Indonesia setelah dikutip banyak media.
Dalam laporan 19 September, Asia Sentinel mengatakan “menarik kembali sebuah laporan yang dipublikasikan pada 10 September tentang pemerintahan mantan Presiden Yudhoyono dan kasus Bank Century di Indonesia.”
Asia Sentinel mengakui bahwa dalam laporan yang ditulis oleh John Berthelsen, selaku pemimpin redaksi, “Kami telah secara tidak adil menyampaikan sejumlah tuduhan terkait gugatan hukum mengenai dampak kasus Bank Century.”
Ditambahkannya, “Kami mengakui bahwa kami tidak meminta komentar dari orang-orang yang disebut dalam laporan itu dan artikel itu hanya dari satu sudut pandang, dan melanggar praktik jurnalistik yang adil.”
Asia Sentinel juga mengakui bahwa “judul laporan itu memanas-manasi dan tidak adil pada mantan presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.”
Laporan Asia Sentinel Sebelumnya Tuduh Keterlibatan SBY dalam Kasus Bank Century
"Asia Sentinel" pertama kali menurunkan laporan berjudul “Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy” pada 10 September lalu. Laporan John Berthelsen itu dikatakan mengutip laporan penyelidikan setebal 488 halaman yang diajukan ke pengadilan Mauritius, yang menuduh pemerintah Yudhoyono sebelumnya dan sejumlah anggota Partai Demokrat terlibat dalam skandal korupsi Bank Century yang merugikan negara jutaan dolar.
Laporan itu sempat hilang setelah ramai diberitakan media di Indonesia dan memicu perdebatan sengit, tetapi kemudian muncul kembali dengan judul baru "UPDATE : Asia Sentinel Story on Indonesian Corruption Goes Viral."
SBY akan Kejar Mereka yang Merusak dan Menghancurkan Nama Baiknya
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan sudah melaporkan Asia Sentinel ke Dewan Pers pada 17 September lalu, meminta diberi hak jawab dan mencari penyelesaian atas kasus ini.
Pada hari yang sama, Susilo Bambang Yudhoyono – dalam pidato politik memperingati 17 tahun Partai Demokrat – menyitir hal ini dengan mengatakan “saya dan Partai Demokrat kembali mendapatkan fitnah besar. Ada pihak asing yang mengarang cerita yang tidak mengandung kebenaran. Korbannya, lagi-lagi SBY dan Partai Demokrat.” Mantan presiden ini menyayangkan sebagian media massa dan pihak tertentu yang dinilainya "ikut menyebarluaskan fitnah yang jauh dari logika dan kebenaran."
Lebih jauh SBY mengatakan “akan kita kejar sampai ke ujung dunia mana pun, yang merusak dan menghancurkan nama baik kita. Ini juga berlaku bagi pihak-pihak di dalam negeri yang ikut-ikutan memfitnah dan merusak kehormatan kita."
Andi Arief di Twitter: “Ini Belum Selesai”
Menanggapi permohonan maaf Asia Sentinel, Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief lewat cuitan di Twitter hari Rabu (19/9) mengatakan “ini belum selesai, pihak dalam negeri yang menyebarkan info fitnah akan kami kejar.”
Dihubungi melalui telepon, Andi Arief mengatakan menghargai permohonan maaf ini, tetapi sudah mengirim tiga tim ke luar negeri: Hong Kong, Mauritius dan Amerika.
“Sekjen Hinca sudah berada di Hong Kong. Besok akan konferensi pers,” ujar Andi Arief. Tim yang ke Hong Kong ingin mencari tahu benar tidaknya ada gugatan hukum, sementara tim ke Amerika ingin bertemu dengan pemimpin redaksi Asia Sentinel John Berthelsen.
“Kita tetap berharap Dewan Pers membantu mengimbau media-media yang telah mengutip berita fitnah itu untuk ikut mohon maaf, dengan memuat pernyataan maaf dari Asia Sentinel,” tambahnya. [em/al]