Ketika astronot Amerika Peggy Whitson kembali ke bumi hari Sabtu (2/9) dari stasiun antariksa internasional (ISS), ia menjadi orang yang paling banyak menghabiskan waktu di luar angkasa dibanding warga Amerika lainnya.
Whitson menghabiskan waktu selama 665 hari di luar angkasa dalam tiga misi terpisah, atau setara dengan satu tahun sepuluh bulan di luar atmosfir bumi.
Rekor dunia terlama berada di luar angkasa masih tetap dipegang oleh astronot Rusia Gennady Padalka, yang menghabiskan 879 hari di antariksa.
Whitson dijadwalkan kembali ke bumi Sabtu malam dalam kapsul Soyuz milik Rusia, dan diperkirakan tiba di Kazakhstan. Ia kemudian akan terbang ke Jerman sebelum kembali ke rumahnya di Houston, daerah yang masih lumpuh akibat terpaan badai Harvey.
Dalam email yang dikirim pada Associated Press, Whitson mengatakan rumahnya tidak terkena dampak badai itu. Namun, ia mengatakan NASA Johnson Space Center di Houston untuk sementara waktu masih ditutup kecuali bagi staf penting seperti mereka yang mengendalikan misi stasiun ruang angkasa di Ruang Kendali Misi.
Whitson yang sebelumnya dikenal sebagai ahli biokimia, memulai misi ketiga dan terakhirnya di stasiun luar angkasa internasional November 2016 lalu. Ia adalah perempuan pertama yang memimpin stasiun luar angkasa sebanyak dua kali. Whitson dan anggota-anggota stasiun itu juga telah melakukan ratusan percobaan di bidang biologi, bioteknologi, ilmu fisika dan ilmu bumi.
Pada usia 57 tahun, Whitson adalah perempuan tertua yang berada di luar angkasa.
Astronot itu mengatakan tidak yakin apakah misi luar angkasa terbaru ini akan menjadi yang terakhir baginya.
NASA sedianya dijadwalkan melangsungkan konferensi pers pekan ini bersama Whitson, yang akan difilmkan dari stasiun luar angkasa itu, tetapi setelah Whitson kembali belum jelas kapan NASA aka menggelar konferensi pers tersebut. [em]