Bank sentral mengirim pesan akan ada lagi kenaikan suku bunga tahun ini, saat Bank Sentral condong pada biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk meredam permintaan dan berupaya memperlambat inflasi yang lebih cepat dari perkiraan.
"Secara keseluruhan kegiatan ekonomi tampaknya telah meningkat setelah turun pada kuartal pertama," kata Komite Pasar Terbuka Federal dalam sebuah pernyataan, mengulangi komitmennya untuk terus meningkatkan perekonomian.
Keputusan Fed itu menaikkan biaya pinjaman jangka pendek ke target kisaran antara 1,50% dan 1,75%.
Inflasi Juga Landa Industri Jasa
Pemilik restoran di New York, James Mallios telah lama membanggakan keaslian tata-boganya. Ia mengeluarkan biaya lebih besar untuk minyak dari bunga matahari karena minyak jenis ini digunakan di Yunani untuk menggoreng makanan.
Namun harga minyak itu naik lebih dari tiga kali lipat, setelah invasi Rusia ke Ukraina, yang menyulitkan pengekspor utama minyak bunga matahari itu, sehingga memerlukan minyak canola agar restoran kecil Mallios dan bisnis kateringnya tetap bertahan.
Minyak canola sama sekali tidak sama dengan minyak dari bunga matahari, tetapi "ada masalah yang lebih besar di dunia," kata Mallios sambil mengangkat bahu.
Lebih dari dua tahun setelah COVID-19, perusahaan perhotelan tidak lagi dikejutkan oleh gejolak pandemi dan kini sifat masalahnya berubah.
Mereka telah melewati tahap penutupan wilayah dan mulai lega; kini optimisme periode pasca-vaksin dan lonjakan Omicron berikutnya adalah berkurangnya konsumen dan hilangnya harapan pandemi akan berakhir. Juga perdebatan yang sedang berlangsung mengenai apakah Covid telah menjadi "endemi" dan apa dampaknya bagi bisnis.
Kini kita menghadapi inflasi, momok yang menjengkelkan dalam industri yang dihadapi konsumen ketika para pembeli frustrasi oleh harga bensin yang lebih tinggi.
Perusahaan-perusahaan di industri perhotelan berupaya menjadi kreatif ketika mereka keluar dari gelombang inflasi, berharap untuk pulih namun tidak benar-benar berharap dalam waktu dekat. [ps/lt]