Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan perjanjian perdagangan itu akan "mengubah dunia kita menjadi lebih baik." Tapi seperti kebanyakan perjanjian bilateral lainnya, ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan.
Menurut kesepakatan itu, 85 persen ekspor Australia ke China akan bebas dari bea cukai. Banyak petani yang akan diuntungkan.
Pembatasan ekspor daging sapi dan produk susu Australia akan dihapuskan secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. Bea cukai juga akan dikurangi untuk produk makanan laut dan minuman anggur, tetapi tidak untuk beras atau gula.
Manfaatnya juga diperoleh dalam sektor sumber daya. Bea cukai yang dikenakan oleh China bagi impor batu bara dari Australia akan dihapuskan. Kantor-kantor hukum dan pengacara Australia juga akan lebih leluasa untuk beroperasi di pasar China yang luas.
Perjanjian tersebut memungkinkan perusahaan China dan pekerja migran lebih mudah masuk ke Australia. Perusahaan yang memiliki proyek di Australia bernilai lebih dari $ 115 juta akan diizinkan membawa pekerja dari China.
Serikat buruh Australia menyatakan kekhawatiran bahwa perjanjian itu dapat mengancam tenaga kerja lokal.
Lance McCallum dari serikat buruh Electric Trades Union mengatakan, "Pekerja Australia akan kehilangan ribuan kesempatan kerja. Perjanjian ini akan memberi jaminan kepada investor-investor China yang memiliki proyek melebihi batas AS $ 115 juta, untuk membawa karyawan-karyawan asing untuk bekerja dalam proyek-proyek mereka. Kami juga khawatir bahwa para pekerja yang mungkin datang ke sini, akan dimanfaatkan oleh majikan-majikan yang jahat."
Menteri Perdagangan China Gao Hucheng mengatakan perjanjian perdagangan bebas itu akan meningkatkan industri dan menguntungkan konsumen di kedua negara.
Goa Hucheng mengatakan ini merupakan perjanjian paling liberal yang pernah ditandatangai China dengan Australia, mitra dagangnya yang terbesar. Nilai perdagangan antara kedua negara diperkirakan mencapai $ 124 milyar.