Australia melaporkan jumlah kematian akibat COVID-19 yang tertinggi, Selasa (18/1), sementara negara bagian terbesar keduanya menyatakan keadaan darurat di rumah sakit-rumah sakit untuk mengatasi lonjakan pasien dan kekurangan staf karena virus corona.
Selama 24 jam terakhir, 74 kematian tercatat di tiga negara bagian terpadat di Australia. New South Wales melaporkan 36, Victoria melaporkan 22 dan Queensland 16. Rekor harian sebelumnya adalah 59 dan tercatat pada 4 September 2020.
Pemerintah New South Wales telah mengesampingkan kemungkinan kembali memberlakukan lockdown untuk melawan varian omicron yang sangat menular.
Pada bulan Oktober, Sydney mengakhiri lockdown 108 hari karena penduduk kota terpadat di Australia itu sebagian besar telah divaksinasi.
Victoria mengumumkan akan memberlakukan keadaan darurat mulai Rabu tengah hari untuk rumah sakit-rumah sakit di ibu kota negara bagiannya, Melbourne, dan beberapa rumah sakit regional karena kekurangan staf dan lonjakan kedatangan pasien.
Sekitar 5.000 staf rumah sakit tidak bisa bekerja karena mereka terinfeksi atau diketahui menjalin kontak dekat dengan yang tertular.
"Kami mencapai titik dalam sistem perawatan kesehatan di mana kami kekurangan tenaga kerja yang ekstrem," kata penjabat Menteri Kesehatan negara bagian Victoria James Merlino.
Deklarasi darurat berarti kemampuan dan kapasitas tambahan perlu dimobilisasi untuk menerima masuknya pasien.
Beberapa staf rumah sakit mungkin ditarik dari cuti mereka dan lebih banyak layanan kesehatan akan ditangguhkan.
Fisioterapis dan mahasiswa kedokteran akan diminta untuk mengambil tugas keperawatan.
Ini adalah pertama kalinya keadaan darurat diaktifkan di beberapa rumah sakit di seluruh negara bagian.
Lebih dari 2.700 orang telah meninggal akibat COVID-19 di Australia, yang berpenduduk 26 juta orang. (ab/uh)