Perdana Menteri Australia mendadak berkunjung ke Afghanistan untuk mengumumkan berakhirnya perang terlama negaranya. Tony Abbott mengatakan kepulangan 1.000 lebih tentara sebelum hari Natal adalah sesuatu yang baik, tapi juga menyedihkan karena Afghanistan masih menjadi tempat berbahaya di mana banyak tentara asing tewas.
Berbicara dalam sebuah acara khusus di pangkalan Australia di Tarin Kot, provinsi Uruzgan, Perdana Menteri Abbot mengumumkan diakhirinya keterlibatan militer Australia yang paling lama di luar negeri.
Australia akan memerintahkan penarikan sekitar seribu tentara menjelang akhir tahun ini meskipun Abbott telah menjanjikan dukungan bagi Afghanistan di masa depan. Australia berkomitmen untuk melatih Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan dan ratusan tentara Australia akan terus melakukan tugas-tugas non tempur di negara itu.
PM Abbott berharap perang pimpinan Amerika itu akan menciptakan hasil yang positif di Afghanistan. Ia mengatakan, "Perang terlama Australia itu tidak berakhir dengan kemenangan atau kekalahan tapi kita mengharapkan Afghanistan yang lebih baik untuk kehadiran personil kami di sini."
Abbott menambahkan bahwa pasukan Australia di Afghanistan telah membantu membangun 200 sekolah juga klinik kesehatan, sambil memperbaiki jalan-jalan.
Ia mengatakan warga Australia tidak berperang untuk menaklukkan tapi berperang mempertahankan hak rakyat untuk menjalani hidup mereka sendiri dan beribadah dengan cara mereka sendiri. Tapi Australia seperti pasukan asing lainnya telah membayar mahal dalam konflik yang berlangsung lama itu.
40 warga Australia tewas dalam perang di Afghanistan dan 260 orang cedera. Biaya perang itu bagi pemerintah Australia diperkirakan sekitar 7 miliar dolar.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa, Abbot mengatakan misi di Afghanistan penting bagi keamanan nasional Australia.
Seperti sekutu NATO Amerika lainnya, dukungan publik di Australia terhadap perang Afghanistan terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Jajak pendapat umum yang dirilis bulan Juni menunjukkan mayoritas warga Australia mengatakan perang tersebut tidak berguna.
Berbicara dalam sebuah acara khusus di pangkalan Australia di Tarin Kot, provinsi Uruzgan, Perdana Menteri Abbot mengumumkan diakhirinya keterlibatan militer Australia yang paling lama di luar negeri.
Australia akan memerintahkan penarikan sekitar seribu tentara menjelang akhir tahun ini meskipun Abbott telah menjanjikan dukungan bagi Afghanistan di masa depan. Australia berkomitmen untuk melatih Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan dan ratusan tentara Australia akan terus melakukan tugas-tugas non tempur di negara itu.
PM Abbott berharap perang pimpinan Amerika itu akan menciptakan hasil yang positif di Afghanistan. Ia mengatakan, "Perang terlama Australia itu tidak berakhir dengan kemenangan atau kekalahan tapi kita mengharapkan Afghanistan yang lebih baik untuk kehadiran personil kami di sini."
Abbott menambahkan bahwa pasukan Australia di Afghanistan telah membantu membangun 200 sekolah juga klinik kesehatan, sambil memperbaiki jalan-jalan.
Ia mengatakan warga Australia tidak berperang untuk menaklukkan tapi berperang mempertahankan hak rakyat untuk menjalani hidup mereka sendiri dan beribadah dengan cara mereka sendiri. Tapi Australia seperti pasukan asing lainnya telah membayar mahal dalam konflik yang berlangsung lama itu.
40 warga Australia tewas dalam perang di Afghanistan dan 260 orang cedera. Biaya perang itu bagi pemerintah Australia diperkirakan sekitar 7 miliar dolar.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Selasa, Abbot mengatakan misi di Afghanistan penting bagi keamanan nasional Australia.
Seperti sekutu NATO Amerika lainnya, dukungan publik di Australia terhadap perang Afghanistan terus menurun dalam beberapa tahun terakhir. Jajak pendapat umum yang dirilis bulan Juni menunjukkan mayoritas warga Australia mengatakan perang tersebut tidak berguna.