Menteri Keuangan Australia mengatakan, Rabu (7/7), bahwa negara itu akan selalu mengutamakan kepentingan nasionalnya di atas kepentingan ekonomi dalam hubungannya yang bermasalah dengan China.
Menteri Josh Frydenberg, yang juga menjabat sebagai wakil ketua Partai Liberal konservatif yang berkuasa di Australia, mengeluarkan pernyataan tersebut setelah seorang pejabat Gedung Putih memperkirakan terjadinya ketegangan jangka panjang antara China dan Australia.
Frydenberg mengatakan China tetap menjadi "mitra ekonomi yang sangat penting" meskipun ada perselisihan bilateral yang telah mengganggu perdagangan komoditas Australia yang bernilai puluhan miliaran dolar, termasuk batu bara, anggur, daging sapi, jelai, kayu, dan lobster.
Ia berbicara setelah Koordinator Gedung Putih untuk kawasan Indo-Pasifik, Kurt Campbell mengatakan ada nuansa "kekerasan" dalam pendekatan China ke Australia yang "tampak pantang menyerah".
Bentrokan tentang diplomasi vaksin pekan ini adalah keretakan terbaru dalam hubungan bilateral, yang anjlok sejak tahun lalu ketika Australia menyerukan penyelidikan independen tentang asal-usul dan tanggapan China terhadap COVID-19.
Pada Selasa (6/7), Australia membantah tuduhan pemerintah dan media pemerintah China bahwa pihaknya ikut campur dalam peluncuran vaksin China di Papua Nugini.
Sementara hubungan China yang semakin tegas telah memburuk dengan beberapa negara, hanya Australia yang diberi perlakuan khusus oleh Beijing. China melarang berlangsungnya kontak langsung menteri-ke-menteri antara kedua pemerintah.
Frydenberg mengatakan Australia kini hidup dengan China yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Frydenberg juga secara pribadi memblokir sejumlah rencana investasi China di Australia dengan alasan kepentingan nasional. [ab/uh]