Para pejabat keamanan Austria mengatakan pada Selasa (5/9) bahwa mereka telah membongkar kegiatan sebuah kelompok kecil yang diduga terkait dengan ISIS. Kelompok itu terdiri dari sembilan pria muda dan seorang perempuan.
Investigasi dan interogasi yang dilakukan sejauh ini menunjukkan bahwa para tersangka memiliki sikap antara “fundamentalis Islam” dan “teroris,” kata Badan Intelijen Domestik Austria DSN dalam sebuah pernyataan.
DSN tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai para tersangka, dan mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Para tersangka, yang berusia antara 15 dan 23 tahun dan tinggal di dekat Kota Linz di Austria utara, diduga “telah lama melakukan perekrutan untuk organisasi teroris ISIS dan kegiatan kriminalnya,” kata badan intelijen itu.
“Selain itu, mereka berencana mendirikan masjid atau musala di bawah hiasan bendera Taliban melalui kegiatan dakwah dan perekrutan,” kata pernyataan itu.
Identitas para tersangka tidak diungkapkan sesuai dengan aturan privasi Austria. Namun kantor berita APA Austria melaporkan bahwa para tersangka berasal dari Austria, Turki, Irak, Rusia dan Kroasia atau tidak memiliki kewarganegaraan.
Selama penggeledahan rumah pada awal bulan Juli, puluhan telepon seluler, laptop, PC, penyimpan data lainnya, dan materi propaganda disita.
Kantor kejaksaan di Linz memerintahkan penahanan salah satu tersangka, seorang remaja berusia 18 tahun, dengan alasan ada risiko ia melarikan diri atau melakukan kejahatan. Tersangka lainnya sedang diselidiki.
DSN mengatakan kelompok tersebut diduga juga terkait dengan Imarah Kaukasus, yang merupakan kelompok ekstremis Islam yang beroperasi di Kaukasus, Rusia, namun dinas intelijen itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tuduhan tersebut.
Kelompok ini juga dituduh mendorong seorang remaja berusia 19 tahun membuat grafiti ISIS dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada sebuah properti di St. Poelten, sebelah barat Wina. [ab/lt]
Forum