Rusia memberitahukan Austria pada Jumat (15/11) bahwa mereka akan menghentikan pengiriman gas melalui Ukraina mulai Sabtu (16/11), menandai berakhirnya aliran gas terakhir Moskow ke Eropa.
Jalur ekspor gas Rusia yang paling tua ke Eropa, sebuah jaringan pipa dari era Soviet melalui Ukraina, akan dihentikan pada akhir tahun ini.
Ukraina menyatakan tidak akan memperpanjang perjanjian transit dengan BUMN Rusia, Gazprom, sebagai upaya untuk memangkas keuntungan Rusia yang menurut Kyiv digunakan untuk membiayai perang melawan mereka.
Moskow menghentikan pasokan gas untuk Austria, yang selama ini menjadi salah satu penerima utama gas Rusia melalui Ukraina. Kini, Rusia hanya akan mengirimkan gas dalam volume besar ke Hungaria dan Slowakia, di mana sebagian besar pasokan untuk Hungaria dialirkan melalui pipa yang melintasi Turki. Sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Rusia menyuplai sekitar 40 persen kebutuhan gas Uni Eropa.
Kanselir Austria, Karl Nehammer, mengatakan bahwa penghentian pasokan gas oleh Gazprom sudah diperkirakan sebelumnya, dan Austria telah mempersiapkan diri untuk hal tersebut.
"Tidak ada rumah yang akan menjadi dingin ... fasilitas penyimpanan gas sudah cukup penuh," katanya kepada wartawan.
Gazprom menolak berkomentar.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menulis di X, mengatakan bahwa tindakan Rusia ini menunjukkan mereka "sekali lagi menggunakan energi sebagai senjata." Namun, menurutnya, Austria akan menemukan cara untuk memastikan keamanan energi dan "menolak pemerasan."
"Era ketergantungan Eropa pada gas Rusia telah berakhir," katanya. "Saatnya untuk sepenuhnya memangkas keuntungan energi Rusia, dan pendanaan perang."
OMV, pemasok energi terbesar Austria, mengatakan telah mempersiapkan pemutusan pasokan gas Rusia dan dapat mengalirkan gas ke pelanggannya dengan mengimpor dari Jerman, Italia, dan Belanda.
Impor gas Austria dari Rusia akan berakhir menyusul sengketa kontrak antara Gazprom dan OMV.
Dalam pemberitahuan yang diterbitkan di platform hub gas Eropa tengah, OMV menyatakan bahwa Gazprom telah memberitahukan penghentian pasokan gas pada Sabtu.
Harga gas Eropa dan global melonjak setelah penurunan pasokan gas pipa Rusia pada 2022. Namun beberapa negara Eropa berhasil menemukan sumber alternatif, termasuk gas alam cair dari Amerika Serikat. Washington, yang kini menjadi produsen gas terbesar di dunia, diperkirakan akan terus menggenjot produksinya.
Austria adalah salah satu negara Eropa Barat pertama yang membeli gas Rusia ketika Uni Soviet menandatangani kontrak gas pada 1968, beberapa bulan sebelum invasi Soviet ke Cekoslowakia.
Jerman juga sangat bergantung pada gas Rusia sebelum perang, tetapi pengiriman dihentikan ketika jaringan pipa Nord Stream di bawah Laut Baltik meledak pada 2022.
Pemberitahuan Rusia untuk menghentikan pasokan gas ke Austria itu terjadi saat Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan percakapan telepon pertama mereka sejak Desember 2022.
Rusia siap untuk melihat kesepakatan energi jika Berlin tertarik, kata Kremlin.
Kremlin menyatakan, "Ditekankan bahwa Rusia selalu memenuhi perjanjian dan kewajiban kontraknya di sektor energi dengan ketat, dan siap untuk bekerja sama secara saling menguntungkan jika pihak Jerman menunjukkan minat dalam hal ini."
Menurut data yang dikumpulkan oleh Reuters, Rusia mengirim sekitar 15 miliar meter kubik gas melalui Ukraina pada 2023, yang hanya sekitar 8 persen dari puncak aliran gas Rusia ke Eropa melalui berbagai rute pada 2018-2019.
Pada 2023, rute transit Ukraina memenuhi 65 persen kebutuhan gas di Austria serta negara-negara tetangganya, Hungaria dan Slovakia, menurut Badan Energi Internasional. Ukraina menyatakan bahwa mereka tidak berencana untuk memperpanjang perjanjian transit gas hingga 2025. [ah/ft]
Forum