Seorang pria New Jersey yang dituduh berkomplot dengan orang lain untuk berjuang bersama ekstrimis ISIS "tidak punya maksud serius” bergabung dengan dengan kelompok militan itu, kata ayahnya warga Yordania, hari Selasa (11/8).
Khader Saadeh berbicara kepada kantor berita Associated Press, sehari setelah putranya yang berusia 20 tahun, Nader didakwa di New Jersey mencoba membantu menyediakan tenaga pejuang bagi kelompok militan itu.
Nader ditahan setelah pihak berwenang menangkap kakak laki-lakinya, Alaa berusia 23 tahun dan warga New Jersey lainnya, Samuel Rahamin Topaz, usia 21 tahun, dengan tuduhan sama.
Kelompok ISIS, yang menguasai sepertiga baik wilayah Irak maupun Suriah, telah menarik ribuan pejuang asing untuk bergabung dengan mereka.
Ayah mereka, Saadeh mengatakan, Alaa mengatakan kepada keluarganya bahwa Nader akan melawat ke Suriah melalui Turki untuk bergabung dengan para ekstrimis. Khaled Saadeh mengatakan, ia mendesak Nader agar datang ke Yordania, dan Nader tiba di sana tanggal 7 Mei.
“Saya merasa nyaman sewaktu Nader tiba di Yordania dan yakin bahwa ia tidak punya maksud untuk terbang ke Turki, meskipun ia punya kesempatan untuk ke sana,'' kata Saadeh. ``Waktu itu saya mau memberitahu FBI mengenai maksud Nader, untuk melindunginya, tetapi semuanya sudah jelas ketika ia tiba di Yordania.''
Badan intelijen Yordania dua kali memanggil Nader untuk ditanyai sebelum menahannya pada tanggal 11 Mei, kata Saadeh..
Nader ditahan Yordania selama tiga bulan, dan keluarganya diperbolehkan mengunjunginya dua kali, kata Saadeh. Ia mengatakan, ia membaca dari media Amerika bahwa Nader telah dikirim pulang ke Amerika.
