Azerbaijan dan Armenia mengumumkan bahwa mereka telah menyepakati gencatan senjata baru mulai Sabtu (17/10) tengah malam. Gencatan senjata itu adalah upaya kedua dalam sepekan untuk menghentikan pertempuran di Nagorno-Karabakh yang sudah berlangsung hampir tiga minggu.
"Republik Armenia dan Republik Azerbaijan telah menyepakati gencatan senjata kemanusiaan mulai 18 Oktober pukul 00.00 waktu setempat," kata Kementerian Luar Negeri Armenia, Sabtu (17/10) malam.
Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengeluarkan pernyataan serupa.
Pengumuman itu disampaikan setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara lewat telepon dengan mitranya dari Armenia dan Azerbaijan. Lavrov dan Presiden Prancis Emmanuel Macron sama-sama menegaskan bahwa gencatan senjata harus dipatuhi kedua pihak.
Sebelumnya Sabtu (17/10), Azerbaijan dan Armenia saling tuduh pihak yang lain melancarkan serangan. Hal itu semakin memperjelas bahwa kekerasan telah meningkat di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan, melanggar gencatan yang dimediasi Rusia yang berlaku sepekan lalu.
Pihak berwenang Azerbaijan mengatakan sebuah serangan rudal Armenia di Kota Ganja menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai 50 lainnya pada Sabtu (17/10) dini hari, sedangkan Armenia menuduh Azerbaijan melakukan lebih banyak serangan.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan bahwa Kota Ganja dan Mingachevir kena serangan rudal yang ditembakkan dari dua lokasi di Armenia.
Menurut sumber-sumber resmi di Azerbaijan, serangan rudal pada Sabtu (17/10) menghancurkan sedikitnya 20 bangunan residensial di Ganja, kota terbesar kedua di negara itu.
Kementerian pertahanan Armenia membantah melancarkan serangan itu dan menuduh Azerbaijan terus menggempur wilayah-wilayah padat penduduk di Nagorno-Karabakh, termasuk kota terbesar, Stepanakert.
Kementerian luar negeri Armenian mengatakan tiga warga sipil cedera dalam sebuah kebakaran akibat serangan oleh Azerbaijan.
Armenia juga menuduh Azerbaijan menerbangkan drone di atas permukiman Armenia, menyerang instalasi militer dan merusak infrastruktur sipil. [vm/ft]