Kementerian pariwisata dan satwa Kenya mengatakan satu lagi badak mati karena meminum air asin di tempat perlindungan yang baru di taman nasional. Badak hitam ini adalah badak yang ke-10 yang mati sejak dipindahkan ke taman tersebut awal bulan ini. Namun, seekor badak lain di penangkaran itu juga dilaporkan terluka setelah diserang oleh beberapa singa.
Kepada wartawan di Nairobi, Najib Balala Menteri Pariwisata dan Margasatwa memberikan rincian tentang kematian badak yang ke-10 itu di Tsavo National Park.
Sebanyak 14 badak hitam dikirim ke taman satwa baru itu empat minggu lalu. Temuan pemerintah menunjukkan badak mati karena meminum air asin dari luban-lubang pemboran.
Badak hitam dipindahkan ke taman baru dengan tujuan meningkatkan populasi mereka dan juga memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman dari para pemburu ilegal.
Jumlah badak telah menurun dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena perburuan ilegal. Pemburu ilegal ini membunuh hewan-hewan itu untuk penjualan cula badak di pasar gelap. Di Asia cula badak diminati sebagai salah satu simbol status dan juga karena yakin tapi tidak terbukti bahwa cula badak banyak khasiatnya bagi kesehatan. .
Menurut kelompok nirlaba Save the Rhino, lebih dari 7.200 badak Afrika telah mati akibat perburuan tanpa izin selama dekade terakhir.
Terkait kematian beberapa badak baru-baru ini, Balala mengatakan badak tidak dibunuh karena tanduk mereka, tetapi mengatakan ada kelalaian dan tidak adanya komunikasi oleh petugas Dinas Margasatwa Kenya di taman nasional Tsavo.
Enam pegawai taman satwa tersebut-pun telah diskors sehubungan dengan kematian badak-badak itu. [is/rw]