Sebagian ahli khawatir bahwa hasil Sensus Penduduk AS tahun 2020 dari Kota New York bisa jadi sangat tidak akurat. Itu dikarenakan banyaknya warga kaya yang meninggalkan kota itu untuk menghindari perebakan virus corona dan lantas tinggal di rumah kedua mereka. Banyak di antara mereka yang tidak ikut serta dalam sensus tersebut, meskipun bisa dilakukan secara daring.
“Pertanyaannya adalah: apa mereka tahu bahwa mereka harus mengisi sensus itu menggunakan alamat rumah di mana mereka tinggal paling lama selama setahun terakhir? Apakah mereka sama sekali tidak mengisi sensus? Atau mereka justru mengisi sensus dari rumah sementara yang mereka tinggali selama beberapa bulan sampai pandemi mereda?,” kata Jeffrey Wice, dosen di New York Law School.
Karena pandemi, banyak warga New York yang tidak membuka pintu rumah ketika petugas sensus mendatangi kediaman mereka musim panas lalu.
Melva Miller adalah ketua dari Asosiasi untuk New York yang Lebih Baik (Association For a Better New York). Ia bekerja untuk mengedukasi masyarakat tentang sensus, bahkan menggelar acara dadakan (flash-mob) di Times Square untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sensus penduduk.
“Alasan kami melakukan itu adalah agar kita tahu cara, untuk bukan saja menyalurkan anggaran federal senilai miliaran dolar, (tetapi juga memastikan) perwakilan di Kongres, kan? Jadi pada intinya, ini sama dengan stabilitas keuangan, kekuasaan dan ekonomi bagi komunitas kita. Jadi, saat kita berbicara tentang kursi di Kongres, pembagian kembali jumlah kursi di DPR AS dan suara elektoral, ketika kita berbicara tentang pilpres dan prosedurnya – kita bisa selalu mengaitkannya kembali dengan sensus, jadi ini sangat berkaitan dengan masyarakat, setuju?,” tanyanya.
Meski demikian, tingkat partisipasi sensus penduduk New York masih paling tinggi dibandingkan kota-kota besar lainnya di Amerika, yaitu hingga 61 persen. Namun untuk bisa memperoleh gambaran demografi populasi Kota New York seutuhnya, para pakar menilai angka itu masih belum cukup.
“Banyak warga tidak percaya dengan pemerintah; mereka tidak mau membagikan informasi (terkait diri mereka). Jadi, ada masalah ketidakpercayaan di sana… Upaya Trump untuk mencantumkan pertanyaan terkait kewarganegaraan (dalam sensus) membuat jutaan orang menjauhkan diri dari pemerintahan federal…,” imbuh Jeffrey Wice.
Pertanyaan terkait kewarganegaraan yang ingin dicantumkan mantan Presiden Donald Trump dalam sensus pada akhirnya tidak dimasukkan, namun sebagian ahli percaya bahwa kontroversi itu membuat sebagian warga yang belum menjadi warga negara Amerika enggan berpartisipasi dalam sensus.
Melva Miller menambahkan, “Jika kita memikirkan jumlah warga kelahiran asing dan komunitas lain dengan sejarah yang rumit dengan pemerintah AS, kami paham mengapa sulit untuk bisa mendapatkan gambaran akurat tentang siapa saja yang tinggal di kota ini. Dan lebih dari itu, daerah-daerah yang secara historis jarang disensus adalah beberapa daerah yang sama yang paling terpukul akibat pandemi.”
Secara garis besar, hasil sensus itu menunjukkan negara bagian New York mungkin telah secara signifikan mengurangi jumlah penduduk yang tinggal di sana, dan para ahli mengatakan hal itu bisa berdampak pada dua kursi perwakilan di DPR AS. [rd/lt]