Mesir dan Israel hari Minggu (30/5) melangsungkan pertemuan tingkat tinggi untuk memperkuat gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan kelompok militan Hamas, dan membangun kembali Jalur Gaza pasca perang selama 11 hari yang menghancurkan sebagian besar wilayah itu.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shukry bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi, yang tiba di Kairo hari Minggu. Menurut Kedutaan Besar Israel di Kairo lewat Twitter, ini merupakan kunjungan publik pertama oleh seorang menteri luar negeri Israel ke Mesir sejak tahun 2008. Cuitan itu mengatakan kedua menteri akan membahas berbagai topik, termasuk gencatan senjata, juga soal pembebasan tentara Israel dan warga yang ditahan Hamas.
“Kami akan membahas gencatan senjata permanen dengan #Hamas, suatu mekanisme untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi #Gaza dengan peran penting yang dimainkan oleh komunitas inti,” cuit Ashkenazi setibanya di Kairo.
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi mengirim kepala intelijen negara itu ke Tel Aviv untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pejabat-pejabat Israel lainnya. Menurut kantor berita pemerintah Mesir MENA, kedua pejabat akan membahas konsolidasi gencatan senjata di Gaza dan perkembangan terbaru di wilayah Palestina.
Seorang pejabat Mesir mengatakan Kepala Direktorat Intelijen Umum Abbas Kamel, juga akan bertemu dengan pejabat-pejabat Palestina di Ramallah sebelum menuju Gaza untuk melangsungkan pembicaraan dengan pemimpin-pemimpin Hamas.
Badan intelijen Mesir yang setara dengan CIA di Amerika, ini biasanya menangani hubungan dengan Hamas dan kelompok-kelompok militan lain di Gaza.
Pembicaraan dengan pejabat-pejabat Israel juga diharapkan akan membahas rangkaian langkah yang akan mengizinkan masuknya barang, listrik dan bahan bakar ke kawasan itu, demikian pula kemungkinan perluasan wilayah maritim bagi nelayan Gaza, tambah pejabat itu. “Peran Otorita Palestina akan sangat penting dalam pembicaraan-pembicaraan ini,” ujarnya. “Mesir berupaya lebih jauh dalam proses rekonstruksi ini.”
Pejabat Mesir, yang memiliki informasi soal proses menuju gencatan senjata, berbicara tanpa mau disebut namanya karena tidak diperkenankan memberi informasi kepada wartawan.
Perang selama 11 hari antara Israel-Hamas menewaskan lebih dari 250 orang, sebagian besar warga Palestina, dan menimbulkan kerusakan dahsyat di kawasan pesisir pantai yang miskin itu. Perkiraan awal menunjukkan kerusakan itu mencapai ratusan juta dolar.
Mesir berperan penting dalam mencapai perjanjian di antara Israel-Hamas. [em/ka]