Pemimpin sementara Bangladesh yang juga peraih Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus hari Minggu (17/11) mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengupayakan ekstradisi mantan perdana menteri Sheikh Hasina dari India. Perdana menteri tersingkir itu mengasingkan diri ke India sejak lari menghindari pemberontakan massal pada Agustus lalu.
Dalam pidato kepada rakyat pada 100 hari pertamanya menjabat yang ditayangkan televisi, Yunus mengatakan bahwa pemerintah sementara akan mengadili mereka yang bertanggung jawab, termasuk Hasina, atas kematian ratusan orang selama pemberontakan yang dipimpin mahasiswa yang mengakhiri 15 tahun masa pemerintahan Hasina. Yunus mengambil alih kepemimpinan pada 8 Agustus, tiga hari setelah Hasina meninggalkan negaranya.
Yunus mengatakan tidak hanya kematian dalam pemberontakan, tetapi juga semua pelanggaran HAM lainnya, termasuk dugaan penghilangan paksa yang terjadi semasa Hasina berkuasa, akan diselidiki.
Bangladesh telah meminta bantuan dari organisasi kepolisian global Interpol dalam mengeluarkan red notice bagi penangkapan Hasina dan rekan-rekannya.
“Kami akan mengupayakan pemulangan otokrat yang telah jatuh, Sheikh Hasina, dari India,” kata Yunus. “Saya telah membahas isu ini dengan jaksa penuntut utama Mahkamah Pidana Internasional (ICC) Karim Khan.”
Sementara Hasina dan rekan-rekan dekatnya menghadapi banyak tuntutan pidana di dalam negeri, pemerintahan pimpinan Yunus juga mendesak ICC agar menangani kasus itu.
Mengupayakan ekstradisi Hasina juga dapat menjadi tantangan bagi India, yang menganggapnya sebagai teman yang dapat dipercaya.
Yunus mengatakan tugas terpenting pemerintahannya adalah mengadakan pemilu baru untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah terpilih, tetapi ia tidak mengemukakan kerangka waktunya.
Ia mengatakan pemerintahannya pertama-tama akan melakukan reformasi di berbagai sektor termasuk sistem elektoral.
Ia berjanji begitu reformasi elektoral tuntas, peta jalan menuju pemilu baru akan diungkapkan.
Yunus telah berbicara dengan partai-partai politik termasuk Partai Nasionalis Bangladesh yang dipimpin mantan PM Khaleda Zia, pesaing utama Hasina, yang mengupayakan pemilu dalam dua atau tiga bulan.
Partai itu yakin dapat membentuk pemerintahan mendatang sementara partainya Hasina, Liga Awami dan sekutu-sekutunya menghadapi kesulitan politik setelah Hasina disingkirkan.
Yunus mengatakan Komisi Pemilu akan segera dibentuk kembali.
Ia juga meremehkan laporan yang “dibesar-besarkan” mengenai serangan terhadap kaum minoritas, khususnya umat Hindu, yang kebanyakan mengeluh karena Islamis garis keras menjadi semakin berpengaruh sejak Hasina disingkirkan. [uh/ab]
Forum