Korban tewas akibat banjir di Jakarta bertambah menjadi 43 orang hari Jumat (3/1), sementara para petugas penyelamat menemukan lagi mayat-mayat di tengah-tengah banjir yang mulai surut, kata para pejabat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Hujan lebat dan meluapnya air sungai merendam sedikitnya 182 permukiman di Jakarta dan sekitarnya serta menyebabkan tanah longsor di Bogor dan Depok, serta di kawasan Lebak, yang menimbun belasan orang.
Juru bicara BNPB Agus Wibowo mengatakan para korban itu tewas antara lain karena tenggelam atau tersetrum listrik sejak air sungai meluap hari Rabu, setelah hujan sangat lebat sepanjang Malam Tahun Baru. Tiga orang lansia meninggal karena hipotermia.
Ini adalah banjir terburuk sejak 2013, ketika 57 orang tewas setelah Jakarta tergenang banjir akibat hujan lebat.
Banjir mulai surut di beberapa bagian Jakarta hari Kamis malam, yang membuat warga dapat mulai kembali ke rumah mereka.
Agus Wibowo menyatakan sekitar 397 ribu orang mengungsi di tempat-tempat penampungan sementara di berbagai tempat di Jakarta sewaktu ketinggian air banjir mencapai hingga 6 meter di beberapa tempat.
Mereka yang kembali ke rumah mendapati jalan-jalan penuh lumpur dan puing-puing. Mobil-mobil yang diparkir di jalan hanyut tersapu banjir, dan jungkir balik di taman-taman atau saling tumpuk di gang-gang sempit. Trotoar dipenuhi sandal, pot, panci dan foto-foto tua. Pihak berwenang memanfaatkan surutnya air ini untuk membersihkan lumpur dan menyingkirkan tumpukan sampah basah dari jalan-jalan.
Listrik juga menyala kembali di puluhan ribu rumah dan tempat usaha.
Bandara Halim Perdanakusumah dibuka kembali hari Kamis (2/1) setelah landas pacunya sempat terbenam air. Hampir 20 ribu penumpang terdampak penutupan itu.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan hujan diperkirakan akan turun lagi di ibukota dalam beberapa hari mendatang dan potensi curah hujan yang ekstrem akan berlanjut hingga bulan depan di berbagai penjuru Indonesia. [uh/ab]