Hujan lebat dalam waktu yang lama telah memcicu banjir dan tanah longsor di Kabupaten Garut dan Sumedang, Jawa Barat, menewaskan sedikitnya 19 warga desa, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sembilan orang masih hilang di dua daerah tersebut.
Garut dihantam paling parah, dengan 16 orang tewas dan delapan orang masih hilang akibat meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri secara cepat Selasa malam (20/9) dan menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5 - 2 meter.
Korban tewas di Garut termasuk bayi berusia 8 bulan, lima anak-anak dan tujuh perempuan.
Sutopo mengatakan sekitar 1.000 warga desa dievakuasi ke barak-barak militer dan tempat penampungan sementara lainnya.
Ia mengatakan tiga warga tewas di Sumedang dan satu lagi masih hilang setelah tanah longsor menimbun dua rumah dan menghancurkan sebuah masjid. Sekitar 100 warga dievakuasi.
Secara total ada lebih dari 30 warga yang terluka di kedua kabupaten, ujar Sutopo.
Pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan, relawan dan masyarakat.
Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan akan ancaman banjir dan longsor. Hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang. La Nina, dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari biasanya sehingga dapat memicu banjir dan longsor. [isa/sp]