JAKARTA —
Sudah 6 hari banjir merendam kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Kamis 17 Januari lalu. Dari pantauan VoA dengan menyusuri pemukiman warga Muara baru dengan menggunakan kendaraan amphibi milik TNI AL dari kesatuan Marinir, banjir di Muara Baru, Selasa (22/1) masih melumpuhkan akses Jalan Raya Muara Baru dari arah Pluit. Sementara di permukiman warga, tinggi air mencapai leher orang dewasa atau sekitar 1,5 meter lebih.
Kondisi ini memperpanjang penderitaan warga Muara Baru dan sekitarnya. Parmin, salah seorang warga di Muara Baru mengeluhkan minimnya bantuan makanan kepada ribuan orang korban banjir.
"Sebelumnya banjir di pemukiman warga Muara Baru itu berkisar antara 2 hingga 2,5 meter. Saat ini sudah berangsur surut sekitar 60 centimeter, namun untuk di daerah Kebon Tebu Muara Baru masih sekitar 1,5 meter. Di Kebon Tebu ada ribuan warga yang terjebak. Dan mereka kesulitan makan, karena tertutupnya akses jalan akibat banjir. Mereka tinggal di rumah susun," ujar Parmin.
Dari pantauan VoA, akses menuju kawasan Pluit dari Muara Baru ditempuh warga dengan menyewa becak dan gerobak. Para warga juga memanfaatkan truk-truk milik TNI atau Polri, termasuk kendaraan amphibi milik TNI AL dari kesatuan Marinir. Kendaraan amphibi dan truk juga digunakan untuk evakuasi warga yang sakit, termasuk untuk membawa logistik makanan untuk warga yang masih bertahan di pemukiman.
Komandan Tim Evakuasi Satgas Marinir Letnan Satu Musa Puna Topa kepada VoA memastikan 6 kendaraan amphibi Marinir akan terus membantu warga korban banjir, sampai air benar-benar surut. Meski demikian ia mengeluhkan lemahnya koordinasi pembagian logistik di tingkat RT atau RW di pemukiman warga.
Musa Puna Topa mengatakan, "Kami mempersiapkan 6 tank amphibi yang kami sebar sampai Muara Karang untuk membantu korban ini, dengan jumlah total 300 prajurit. Kami tetap bertahan sampai air benar-benar surut. Kesulitan kami adalah adanya masyarakat yang sering merampas logistik yang kami bawa di tengah perjalanan. Seharusnya hal ini bisa ditertibkan di lingkungan RT, RW atau kelurahan."
Sementara itu, Pemerintah provinsi DKI Jakarta bersama Kementerian Pekerjaan Umum telah mendatangkan 15 pompa untuk menyurutkan banjir di Pluit, Jakarta. Dari pantauan VoA, ada 15 pompa yang dioperasikan. Pompa itu menyedot air banjir, untuk kemudian dibuang ke Sungai Muara Karang. Hasil dari 15 pompa ini, akses Jalan Pluit Barat Raya yang awalnya terendam banjir dan tidak bisa dilalui kini sudah bisa dilalui walau masih ada genangan air setinggi 10 sampai 20 sentimeter.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan melakukan 6 langkah atasi banjir di Jakarta untuk kedepannya.
Pertama normalisasi di Sungai Ciliwung dengan anggaran Rp 600 Milyar. Lalu pembuatan sodetan dari Jalan Otista menuju Kanal banjir Timur. Kemudian merealisasikan pembangunan waduk di Ciawi dan Cimanggis. Ke empat adalah pembuatan pompa untuk membuang air dar darat ke laut yang dibangun di Marina Ancol, Pluit Tengah dan Pluit timur. Lalu pembuatan 100 ribu sumur resapan dalam 5 tahun ke depan. Dan terakhir adalah mega proyek Depth Tunnel, yaitu saluran air, yang bisa dilalui kendaraan saat tidak banjir. Jokowi berharap, semua pihak mendukung upaya ini semua.
"Jika Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah di sekitar Jakarta dan Pemerintah DKI sendiri bersama masyarakat bekerja bersama-sama, bekerja bergotong royong, saya meyakini Insya Allah bahwa persoalan banjir ini bisa kita selesaikan satu persatu dari 6 langkah itu," ungkap Jokowi.
Banjir Jakarta sejak minggu lalu, hingga Selasa (22/1), telah menewaskan 20 orang. Sementara itu, jumlah pengungsi mencapai 33 ribuan orang dengan jumlah terbanyak di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
Kondisi ini memperpanjang penderitaan warga Muara Baru dan sekitarnya. Parmin, salah seorang warga di Muara Baru mengeluhkan minimnya bantuan makanan kepada ribuan orang korban banjir.
"Sebelumnya banjir di pemukiman warga Muara Baru itu berkisar antara 2 hingga 2,5 meter. Saat ini sudah berangsur surut sekitar 60 centimeter, namun untuk di daerah Kebon Tebu Muara Baru masih sekitar 1,5 meter. Di Kebon Tebu ada ribuan warga yang terjebak. Dan mereka kesulitan makan, karena tertutupnya akses jalan akibat banjir. Mereka tinggal di rumah susun," ujar Parmin.
Dari pantauan VoA, akses menuju kawasan Pluit dari Muara Baru ditempuh warga dengan menyewa becak dan gerobak. Para warga juga memanfaatkan truk-truk milik TNI atau Polri, termasuk kendaraan amphibi milik TNI AL dari kesatuan Marinir. Kendaraan amphibi dan truk juga digunakan untuk evakuasi warga yang sakit, termasuk untuk membawa logistik makanan untuk warga yang masih bertahan di pemukiman.
Komandan Tim Evakuasi Satgas Marinir Letnan Satu Musa Puna Topa kepada VoA memastikan 6 kendaraan amphibi Marinir akan terus membantu warga korban banjir, sampai air benar-benar surut. Meski demikian ia mengeluhkan lemahnya koordinasi pembagian logistik di tingkat RT atau RW di pemukiman warga.
Musa Puna Topa mengatakan, "Kami mempersiapkan 6 tank amphibi yang kami sebar sampai Muara Karang untuk membantu korban ini, dengan jumlah total 300 prajurit. Kami tetap bertahan sampai air benar-benar surut. Kesulitan kami adalah adanya masyarakat yang sering merampas logistik yang kami bawa di tengah perjalanan. Seharusnya hal ini bisa ditertibkan di lingkungan RT, RW atau kelurahan."
Sementara itu, Pemerintah provinsi DKI Jakarta bersama Kementerian Pekerjaan Umum telah mendatangkan 15 pompa untuk menyurutkan banjir di Pluit, Jakarta. Dari pantauan VoA, ada 15 pompa yang dioperasikan. Pompa itu menyedot air banjir, untuk kemudian dibuang ke Sungai Muara Karang. Hasil dari 15 pompa ini, akses Jalan Pluit Barat Raya yang awalnya terendam banjir dan tidak bisa dilalui kini sudah bisa dilalui walau masih ada genangan air setinggi 10 sampai 20 sentimeter.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan melakukan 6 langkah atasi banjir di Jakarta untuk kedepannya.
Pertama normalisasi di Sungai Ciliwung dengan anggaran Rp 600 Milyar. Lalu pembuatan sodetan dari Jalan Otista menuju Kanal banjir Timur. Kemudian merealisasikan pembangunan waduk di Ciawi dan Cimanggis. Ke empat adalah pembuatan pompa untuk membuang air dar darat ke laut yang dibangun di Marina Ancol, Pluit Tengah dan Pluit timur. Lalu pembuatan 100 ribu sumur resapan dalam 5 tahun ke depan. Dan terakhir adalah mega proyek Depth Tunnel, yaitu saluran air, yang bisa dilalui kendaraan saat tidak banjir. Jokowi berharap, semua pihak mendukung upaya ini semua.
"Jika Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah di sekitar Jakarta dan Pemerintah DKI sendiri bersama masyarakat bekerja bersama-sama, bekerja bergotong royong, saya meyakini Insya Allah bahwa persoalan banjir ini bisa kita selesaikan satu persatu dari 6 langkah itu," ungkap Jokowi.
Banjir Jakarta sejak minggu lalu, hingga Selasa (22/1), telah menewaskan 20 orang. Sementara itu, jumlah pengungsi mencapai 33 ribuan orang dengan jumlah terbanyak di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.