JAKARTA —
Sepanjang Kamis 2013, Jakarta lumpuh total akibat banjir di hampir seluruh wilayah di Jakarta. Kemacetan total terjadi diseluruh ruas jalan di ibu kota, baik ruas jalan tol maupun ruas jalan biasa.
Selain kendaraan pribadi, jasa angkutan umum juga tidak mampu menembus banjir, seperti kereta api, Bus Trans Jakarta serta angkutan umum lainnya. Banyak kendaraan terjebak akibat tingginya curah hujan dan luapan sungai akibat tidak mampu lagi menampung air. Kantor-kantor dan pusat perbelanjaan pun tutup dan memulangkan para pegawai.
Hari Kamis (17/1), pihak berwenang mengatakan tingkat permukaan air di pintu-pintu air penting di kota itu sudah sangat tinggi, dan mereka memperingatkan banjir tersebut dapat menyebar ke daerah-daerah lain.
Sedikitnya lima orang dilaporkan tewas dan 20 ribu orang telah diungsikan dari ibukota dan daerah-daerah sekitarnya, dimana banjir sering terjadi pada musim hujan. Para peramal cuaca memperingatkan bahwa hujan mungkin akan semakin deras dalam hari-hari mendatang.
Masyarakat menilai kali ini adalah banjir terbesar karena indikatornya adalah banjir terjadi hingga ke kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Monumen Nasional atau Monas hingga Istana Negara.
Sejak pagi kawasan Bundaran HI tidak dapat dilalui kendaraan karena ketinggian air akibat banjir mencapai satu meter. Banyak kendaraan terjebak karena tingginya curah hujan dan meluapnya sungai Ciliwung karena sebagian tanggulnya jebol. Akibatnya selain sepenjang Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin lumpuh total, jalur kereta api yang berada disisi sungai juga digenangi air.
Kondisi tersebut membuat puluhan kendaraan, seperti truk dan mobil pemadam kebakaran serta perahu karet dikerahkan untuk membantu warga yang semula berniat ke kantor,terjebak.
Kepada VOA, pegawai Bank Indonesia, Adnan menegaskan ia harus antri menunggu kendaraan evakuasi untuk mencapai lokasi yang genangan airnya tidak terlampau tinggi.
“Saya naik bus way masih aman pagi. Kantor sih nggak bisa masuk karena di depan kantornya sudah satu meter jadi balik lagi. Ini baru kejadian yang pertama kali yang separah ini," ata Adnan. "Ya memang mungkin memang kirimannya dari Bogor dan masyarakatnya kurang disiplin buang sampah sembarangan, sehingga pintu airnya penuh sampah jadi jalan airnya tidak lancar. Kalinya juga nggak dikeruk sih,” lanjutnya.
Seorang mahasiswa, Irvan juga bernasib sama. Ia mengaku terkejut menyaksikan kawasan Bundaran HI dan sekitarnya lumpuh total. “Yah bukan main, pusat keramaianlah, Bundaran HI siapa yang nggak tahu," katanya. "Cukup kaget saja, tahun kemarin nggak seperti ini sih, warga Jakarta bagaimana ini, ya fatal,” lanjut Adnan,
Anggota tim evakuasi dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Rashat menjelaskan timnya dikerahkan sejak pukul 9 pagi karena banjir semakin tinggi. Ia menambahkan timnya terdiri dari 45 orang membawa enam perahu karet dan beberapa kendaraan pemadam kebakaran.
“Dari pemadam kurang lebih enam mobil buat angkut evakuasi, kurang lebih disini 45 orang dari Sudin (suku dinas) Jakarta Pusat dan dari bantuan operasi, kalau saya memang bantuan, komandanya dari Sudin Jakarta Pusat sebagian ada tadi yang dari Dishub (dinas perhubungan) sebagian juga mungkin dari Basarnas (badan SAR nasional), selama masih dibutuhkan kita tetap stand by saja evakuasi sampai batas yang nggak ditentukan, parah banjir hari ini,” kata Rashat.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Cuaca Ekstrem, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Hariadi menjelaskan, cuaca buruk disertai hujan deras masih akan terjadi hingga tiga hari kedepan. Ia berharap masyarakat tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem akhir-akhir ini.
“Untuk curah hujan harian paling tidak kita prediksikan dalam dua tiga hari ini masih pada kondisi hujannya merata dengan intensitas sedang sampai lebat untuk wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Ada tendensi curah hujan kedepan intensitasnya menurun, namun perlu diantisipasi bahwa pada kondisi setelah intensitas hujannya agak menurun ada potensi juga bahwa nantinya akan ada pertumbuhan lagi,” kata Hariadi.
Selain di jalan-jalan protokol, banjir semakin tinggi juga terjadi di perumahan-perumahan hampir diseluruh wilayah di Jakarta. Evakuasi besar-besaran dilakukan dan warga diungsikan ketempat-tempat lebih aman seperti rumah ibadah dan gedung sekolah serta gedung pemerintahan.
Selain kendaraan pribadi, jasa angkutan umum juga tidak mampu menembus banjir, seperti kereta api, Bus Trans Jakarta serta angkutan umum lainnya. Banyak kendaraan terjebak akibat tingginya curah hujan dan luapan sungai akibat tidak mampu lagi menampung air. Kantor-kantor dan pusat perbelanjaan pun tutup dan memulangkan para pegawai.
Hari Kamis (17/1), pihak berwenang mengatakan tingkat permukaan air di pintu-pintu air penting di kota itu sudah sangat tinggi, dan mereka memperingatkan banjir tersebut dapat menyebar ke daerah-daerah lain.
Sedikitnya lima orang dilaporkan tewas dan 20 ribu orang telah diungsikan dari ibukota dan daerah-daerah sekitarnya, dimana banjir sering terjadi pada musim hujan. Para peramal cuaca memperingatkan bahwa hujan mungkin akan semakin deras dalam hari-hari mendatang.
Masyarakat menilai kali ini adalah banjir terbesar karena indikatornya adalah banjir terjadi hingga ke kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Monumen Nasional atau Monas hingga Istana Negara.
Sejak pagi kawasan Bundaran HI tidak dapat dilalui kendaraan karena ketinggian air akibat banjir mencapai satu meter. Banyak kendaraan terjebak karena tingginya curah hujan dan meluapnya sungai Ciliwung karena sebagian tanggulnya jebol. Akibatnya selain sepenjang Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin lumpuh total, jalur kereta api yang berada disisi sungai juga digenangi air.
Kondisi tersebut membuat puluhan kendaraan, seperti truk dan mobil pemadam kebakaran serta perahu karet dikerahkan untuk membantu warga yang semula berniat ke kantor,terjebak.
Kepada VOA, pegawai Bank Indonesia, Adnan menegaskan ia harus antri menunggu kendaraan evakuasi untuk mencapai lokasi yang genangan airnya tidak terlampau tinggi.
“Saya naik bus way masih aman pagi. Kantor sih nggak bisa masuk karena di depan kantornya sudah satu meter jadi balik lagi. Ini baru kejadian yang pertama kali yang separah ini," ata Adnan. "Ya memang mungkin memang kirimannya dari Bogor dan masyarakatnya kurang disiplin buang sampah sembarangan, sehingga pintu airnya penuh sampah jadi jalan airnya tidak lancar. Kalinya juga nggak dikeruk sih,” lanjutnya.
Seorang mahasiswa, Irvan juga bernasib sama. Ia mengaku terkejut menyaksikan kawasan Bundaran HI dan sekitarnya lumpuh total. “Yah bukan main, pusat keramaianlah, Bundaran HI siapa yang nggak tahu," katanya. "Cukup kaget saja, tahun kemarin nggak seperti ini sih, warga Jakarta bagaimana ini, ya fatal,” lanjut Adnan,
Anggota tim evakuasi dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Rashat menjelaskan timnya dikerahkan sejak pukul 9 pagi karena banjir semakin tinggi. Ia menambahkan timnya terdiri dari 45 orang membawa enam perahu karet dan beberapa kendaraan pemadam kebakaran.
“Dari pemadam kurang lebih enam mobil buat angkut evakuasi, kurang lebih disini 45 orang dari Sudin (suku dinas) Jakarta Pusat dan dari bantuan operasi, kalau saya memang bantuan, komandanya dari Sudin Jakarta Pusat sebagian ada tadi yang dari Dishub (dinas perhubungan) sebagian juga mungkin dari Basarnas (badan SAR nasional), selama masih dibutuhkan kita tetap stand by saja evakuasi sampai batas yang nggak ditentukan, parah banjir hari ini,” kata Rashat.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Cuaca Ekstrem, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Hariadi menjelaskan, cuaca buruk disertai hujan deras masih akan terjadi hingga tiga hari kedepan. Ia berharap masyarakat tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem akhir-akhir ini.
“Untuk curah hujan harian paling tidak kita prediksikan dalam dua tiga hari ini masih pada kondisi hujannya merata dengan intensitas sedang sampai lebat untuk wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Ada tendensi curah hujan kedepan intensitasnya menurun, namun perlu diantisipasi bahwa pada kondisi setelah intensitas hujannya agak menurun ada potensi juga bahwa nantinya akan ada pertumbuhan lagi,” kata Hariadi.
Selain di jalan-jalan protokol, banjir semakin tinggi juga terjadi di perumahan-perumahan hampir diseluruh wilayah di Jakarta. Evakuasi besar-besaran dilakukan dan warga diungsikan ketempat-tempat lebih aman seperti rumah ibadah dan gedung sekolah serta gedung pemerintahan.