Bank Indonesia akan menjaga rupiah dari volatilitas atau ketidakstabilan, menurut seorang deputi gubernur kepada kantor berita Reuters, setelah mata uang jatuh lebih dari satu persen terhadap dolar hari Rabu (12/8) ke titik terendah sejak Juli 1998.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan, rupiah jatuh bersama mata-mata uang lain akibat devaluasi China terhadap yuan, bukan karena fundamental ekonomi Indonesia.
"Bank Indonesia akan selalu ada di pasar pertukaran asing dan pasar obligasi untuk melawan ketidakstabilan dan mengelola stabilitas," ujar Mirza.
Bank Rakyat China menetapkan titik tengah untuk yuan pada tingkat acuan terendah sejak Oktober 2012.
Rupiah diperdagangkan pada 13.795 terhadap dolar Amerika.