Krisis HAM dan kemanusiaan di Afghanistan, di mana kelaparan mengancam jutaan orang, akan menjadi fokus perundingan yang dimulai Minggu (22/1) di Oslo. Pertemuan itu melibatkan Taliban, negara-negara Barat dan para anggota masyarakat madani Afghanistan.
Dalam kunjungan pertama mereka ke Eropa sejak berkuasa pada Agustus, Taliban akan bertemu dengan para pejabat Norwegia serta perwakilan AS, Prancis, Inggris, Jerman, Italia dan Uni Eropa. Delegasi Taliban akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Amir Khan Mutaqqi.Agenda pertemuan adalah "pembentukan sistem politik perwakilan, respons terhadap krisis kemanusiaan dan ekonomi yang mendesak, keprihatinan soal keamanan dan kontra-terorisme, dan kemanusiaan, terutama pendidikan bagi anak perempuan dan perempuan," kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri.
Kelompok garis keras Taliban ditumbangkan pada 2001 tapi bangkit lagi dan berkuasa pada Agustus ketika pasukan internasional menarik pasukannya dari negara itu sepenuhnya.
Taliban berharap perundingan itu akan membantu "mentransformasi atmosfir perang... menjadi situasi yang damai," kata juru bicara Zabihullah Mujahid kepada AFP pada Sabtu (22/1). Belum ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban. Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt menekankan bahwa perundingan itu "tidak akan mencerminkan legitimasi atau pengakuan Taliban." [vm/ah]