Kapal Malaysia yang membawa 2.535 ton bantuan kemanusiaan bagi minoritas Muslim Rohingya di Myanmar tiba di pelabuhan Yangon hari Kamis (10/2), disambut pejabat pemerintah serta protes dari puluhan pendeta Buddha yang menyangkal keberadaan kelompok etnis Rohingya.
Kapal yang mengirim bantuan makanan dan perlengkapan darurat bernilai US$1,1 juta itu tiba setelah kampanye kekerasan terhadap Rohingya di negara bagian Rakhine, di mana sebagian besar minoritas Muslim itu tinggal, di negara yang mayoritas pemeluk Buddha.
Bantuan itu tiba beberapa hari setelah kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) merilis laporan yang menuduh pasukan keamanan Myanmar melancarkan kampanye pemerkosaan, penyiksaan dan pembunuhan masal terhadap warga Rohingya.
Hari Kamis, biksu Buddha menggelar protes di luar pelabuhan itu.
“Kami ingin mereka mengetahui bahwa kami tidak punya warga Rohingya di sini,” kata Thuseitta, seorang biksu dari Serikat Biksu Patriotik Myanmar cabang Yangon.
Penyelenggara pengiriman bantuan itu mengatakan mereka percaya pemerintah Myanmar akan menyampaikan pasokan sebagaimana yang dijanjikan meskipun ada catatan diskriminasi terhadap warga Rohingya.
Bulan lalu, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengecam Myanmar karena membiarkan penyiksaan itu berlanjut. [my/al]