Tautan-tautan Akses

Banyak Pengusaha Uni Eropa ‘Pertanyakan Posisi Mereka’ di China


Para pengunjung melintas di depan iklan jam tangan mewah, Blancpain, dari Swiss di sebuah pusat perbelanjaan mewah di Beijing, 13 Juni 2023. (Foto: Mark Schiefelbein/AP Photo)
Para pengunjung melintas di depan iklan jam tangan mewah, Blancpain, dari Swiss di sebuah pusat perbelanjaan mewah di Beijing, 13 Juni 2023. (Foto: Mark Schiefelbein/AP Photo)

Para pengusaha Eropa di China semakin mempertanyakan posisi mereka dalam menghadapi undang-undang (UU) keamanan baru yang keras dan politisasi perdagangan, kata seorang komisioner perdagangan Uni Eropa di Beijing, Senin (25/9).

“Perusahaan-perusahaan Eropa prihatin dengan arahan China mengenai perjalanan,” kata Valdis Dombrovskis dalam pidato di Universitas Tsinghua di Beijing. “Banyak dari mereka yang mempertanyakan posisi mereka di negara ini.”

Ia menunjuk pada UU baru mengenai hubungan luar negeri dan UU antispionase China yang baru-baru ini diperbarui sebagai “kekhawatiran besar bagi komunitas bisnis kami.”

“Ketidakjelasan UU itu membuka terlalu banyak ruang untuk interpretasi,” katanya memperingatkan.

“Ini berarti perusahaan-perusahaan Eropa kesulitan memahami kewajiban mereka untuk mematuhinya: suatu faktor yang secara signifikan menurunkan tingkat kepercayaan pengusaha dan menghalangi investasi baru di China,” kata Dombrovskis.

Komisioner perdagangan Uni Eropa itu sedang dalam kunjungan beberapa hari di negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia ini, di mana ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat senior ekonomi dan menekankan argumen blok tersebut bahwa Uni Eropa tidak menginginkan pemisahan ekonomi dari China.

Jens Eskelund, president of the European Chamber during the launch of the European Business in China in Beijing, June 21, 2023 Presiden Kamar Dagang Eropa Jens Eskelund saat peluncuran Bisnis Eropa di China, Beijing, 21 Juni 2023. (Foto: Ng Han Guan/AP Photo)
Jens Eskelund, president of the European Chamber during the launch of the European Business in China in Beijing, June 21, 2023 Presiden Kamar Dagang Eropa Jens Eskelund saat peluncuran Bisnis Eropa di China, Beijing, 21 Juni 2023. (Foto: Ng Han Guan/AP Photo)

Kunjungannya itu menyusul laporan Kamar Dagang Uni Eropa pekan lalu yang menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan bisnis di China termasuk salah satu yang terendah dalam beberapa dekade.

“Selama puluhan tahun, perusahaan-perusahaan Eropa berkembang di China,” kata ketua Kamar Dagang Uni Eropa, Jens Eskelund.

Namun, setelah tiga tahun yang “bergejolak,” ia mengatakan, “banyak perusahaan yang mengevaluasi kembali asumsi dasar mereka mengenai pasar China.”

Dan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Uni Eropa dan China, menyusul keputusan Brussels untuk meluncurkan penyelidikan mengenai subsidi mobil listrik Beijing.

Dengan investigasi itu, Uni Eropa berupaya melindungi produsen mobil Eropa dengan memberlakukan tarif sanksi terhadap kendaraan yang diyakininya dijual secara tidak adil dengan harga lebih rendah.

Sehari setelah pengumuman itu, kementerian perdagangan China membalas pada “proteksionisme terbuka” Uni Eropa dan mengatakan langkah-langkah itu “akan berdampak negatif terhadap hubungan ekonomi dan perdagangan China-Uni Eropa.”

Para pekerja tampak di pabrik mobil Benz Automotive (BBAC), perusahaan patungan BAIC Motor dan Mercedes Benz di Beijing, China, 17 Februari 2022. (Foto: Florence Lo/Reuters)
Para pekerja tampak di pabrik mobil Benz Automotive (BBAC), perusahaan patungan BAIC Motor dan Mercedes Benz di Beijing, China, 17 Februari 2022. (Foto: Florence Lo/Reuters)

Berbicara di Beijing, Senin (25/9), Dombrovskis menegaskan China masih tetap menjadi peluang investasi yang menarik bagi pelaku usaha Eropa.

“Uni Eropa dan China sama-sama mendapat manfaat besar dari bersikap terbuka terhadap dunia,” katanya. “Perdagangan dan kerja sama lintas batas membantu membentuk kekuatan ekonomi dan geopolitik kita.”

Namun, lanjutnya, tantangan yang kian besar bagi dunia usaha berisiko mengubah “apa yang banyak dilihat sebagai hubungan ‘saling menguntungkan’ pada dekade lalu dapat menjadi dinamika ‘sama-sama merugi’ dalam beberapa tahun ke depan.”

Sementara itu, penolakan China untuk mengecam perang Rusia di Ukraina juga menimbulkan ‘risiko reputasi,’ lanjutnya. Sikap Beijing “memengaruhi citra negara, bukan hanya dengan konsumen Eropa, tetapi juga dengan para pelaku bisnis,” ujarnya.

China berusaha menempatkan diri sebagai pihak yang netral dalam konflik di Ukraina, tetapi negara itu menawari Rusia bantuan keuangan dan diplomatik penting ketika isolasi internasional terhadap Moskow semakin dalam.

Pemimpin Rusia Vladimir Putin dijadwalkan mengunjungi China bulan depan.

“China selalu menganjurkan setiap negara untuk bebas memilih jalur pembangunannya sendiri,” kata Dombrovskis.

“Jadi, sulit sekali bagi kami untuk memahami sikap China mengenai perang Rusia di Ukraina, karena ini melanggar prinsip dasar China sendiri.” [uh/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG