Beberapa tambang emas di wilayah Niger utara, yang dikelola perusahaan milik China, diperintahkan ditutup setelah puluhan hewan ditemukan mati akibat meminum air limbah, kata pihak berwenang setempat kepada kantor berita AFP, pada Minggu (5/5).
Para penggembala di sekitar Kota Tabelot menyebut tambang Sahara SARL sebagai satu-satunya penyebab kematian ternak mereka. Menurut mereka, wilayah itu tidak menderita kekeringan atau epidemi apa pun.
“Kami menghitung 24 [hewan ternak] mati dalam dua hari dan pada akhir April kami akhirnya menyadari bahwa ini akibat produk berbahaya dalam air yang selama ini dibantah oleh tambang itu,” kata Youssaf Houssa, kepala Tamannit, satu dari desa yang terdampak.
Almou Akoli, yang tinggal di Fasso, desa lain, mengatakan 16 ternaknya mati. Beberapa “tetangganya tidak bisa mencatat berapa banyak ternak yang mati.”
Sahara SARL mulai menambang emas pada Januari di tengah lahan penggembalaan di mana hampir tidak ada sumur air alami.
Setelah kunjungan penyelidik polisi pada Jumat (3/5), Kementerian Pertambangan Niger memerintahkan setidaknya empat lokasi penambangan ditutup sementara, menurut sumber tersebut.
“Pihak China telah menghentikan pekerjaan. Dan kami memantau ternak kami,” kata Houssa.
Koran lokal swasta Air Info mengatakan satu laporan resmi mengukuhkan bahwa "bencana" itu disebabkan produk kimia yang digunakan di pertambangan yang mengancam permukaan air di lingkungan yang sudah tidak bersahabat bagi hewan ternak.
Perusahaan Prancis, Orano, yang selama lebih 40 tahun ini mengekstraksi uranium di Niger utara, sering dituduh LSM mencemari lingkungan. [ka/jm]
Forum