Beberapa negara bagian di Amerika secara perlahan-lahan mulai mengaktifkan kembali kegiatan ekonomi setelah penghentian seluruh kegiatan selama beberapa minggu terakhir karena pandemi Covid-19.
Tetapi seiring terus meningkatnya jumlah kasus dan kematian akibat virus corona di Amerika – yang sejauh ini merupakan negara yang terkena dampak paling parah di dunia – sejumlah pakar kesehatan mengingatkan dibutuhkan perubahan drastis sebelum melunakkan kebijakan pembatasan sosial.
Akhir pekan lalu pakar penyakit menular terkemuka di Amerika Dr. Anthony Fauci mengatakan Amerika harus meningkatkan pengujian virus ini hingga sedikitnya dua kali lipat sebelum dapat memulai kembali kegiatan perekonomiannya.
“Kita membutuhkan cukup uji medis sehingga ketika kita akan melakukan yang sedang kita upayakan sekarang ini – yaitu melunakkan kebijakan dan memulai kembali kegiatan ekonomi – maka kita dapat dengan mudah mengidentifikasi, menguji, melacak kontak dan mengkarantina mereka yang tertular sehingga tidak menjangkiti orang lain,” ujar Fauci dalam telekonferensi yang dilangsungkan oleh National Academy of Sciences Sabtu lalu (25/4).
Hingga laporan ini disampaikan, John Hopkins University & Medicine melaporkan lebih dari 940 ribu orang di Amerika terjangkit virus mematikan ini, sementara yang meninggal mencapai lebih dari 54.000 orang.
Georgia, South Carolina dan Oklahoma adalah beberapa negara bagian yang sudah mulai mengaktifkan kembali perekonomiannya.
Negara bagian Colorado akan mengganti perintah tinggal di rumah dengan versi yang lebih lunak, yang akan mencakup pembukaan sebagian bisnis, lainnya hanya boleh beroperasi untuk layanan penjemputan barang belanjaan saja tanpa masuk ke toko atau restoran.
“Saya tidak ingin menebak apa pendapat rekan-rekan saya,” ujar Gubernur Maryland dan Kepala Asosiasi Gubernur Amerika Larry Hogan pada George Stephanopoulus di program “This Week Sunday” stasiun televisi ABC. “Saya akan sangat berhati-hati,” tegasnya.
New York, negara bagian di Amerika yang terkena dampak paling parah, telah memberlakukan perintah tinggal di rumah sejak 22 Maret lalu. Perintah eksekutif itu akan berakhir pada 15 Mei. Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan akan mengkoordinasikan dengan negara-negara bagian tetangganya untuk secara perlahan-lahan memulai kembali ekonominya.
Penutupan bisnis di seluruh Amerika telah menimbulkan dampak yang sangat buruk. Menurut Departemen Tenaga Kerja, lebih dari 26,5 juta warga telah mengajukan tunjangan pengangguran dalam lima minggu terakhir.
Sebagian perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan para karyawan mereka pada pertengahan Maret lalu ketika perebakan virus corona mulai terjadi. Tetapi perusahaan-perusahaan lain bertekad akan tetap membayar karyawan mereka, setidaknya untuk beberapa waktu, meskipun tidak melakukan pekerjaan secara maksimal karena sebagian besar orang yang dilayani berada di rumah guna melindungi diri dan keluarga mereka.
“Kita akan melihat tingkat pengangguran yang mendekati apa yang terjadi pada Resesi Besar,” ujar Kevin Hassett, Kepala Dewan Penasehat Ekonomi Gedung Putih, pada ABC. Haseet menambahkan bahwa tingkat pengangguran diperkirakan akan mencapai 16% atau lebih dalam laporan ketenagakerjaan yang akan dirilis akhir April ini. [em/ii]