Para aktivis termasuk sejumlah pemenang hadiah Nobel mengkritisi pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Mereka mengatakan dia telah gagal menjamin hak-hak warga minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine, di mana mereka mengatakan lebih dari 30.000 orang kehilangan tempat tinggal dalam krisis kemanusiaan.
Kritikan itu tertulis dalam sebuah surat terbuka hari Kamis (29/12) kepada Dewan Keamanan PBB dari 23 aktivis, termasuk sejumlah pemenang hadiah Nobel serta para pemimpin dan mantan pemimpin bisnis dan politik.
Dikatakan, sebuah serangan militer oleh militer Myanmar telah menyebabkan ratusan kematian warga Rohingya, terbakarnya rumah-rumah, dan pemerkosaan perempuan serta penahanan secara sewenang-wenang.
Amnesty International awal bulan ini merilis sebuah laporan yang menuding bahwa tindakan militer Myanmar mungkin termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan. (vm/isa)