Amerika tidak peduli dengan fakta maupun penduduk di daerah Otonomi Uigur di Xinjiang, China, tetapi mencoba untuk menekan China dengan mengusik masalah Xinjiang, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China hari Kamis (24/6).
Dalam konferensi pers di Beijing, juru bicara Zhao Lijian mengutuk Amerika karena melarang impor bahan panel surya yang diproduksi di Xinjiang. Ia menjelaskan maksud Amerika sebenarnya.
“China mengecam keras sanksi yang dijatuhkan AS terhadap perusahaan China, yang berdasar pada kebohongan dan informasi yang salah. Apa yang disebut 'kerja paksa' dan 'genosida' di Xinjiang adalah kebohongan terbesar abad ini. Berdasarkan kebohongan itu, AS menyalahgunakan 'Entity List' (daftar pembatasan perdagangan) untuk menekan industri fotovoltaik (penghasil cahaya) Xinjiang. Ini tidak hanya melanggar aturan perdagangan internasional dan prinsip-prinsip ekonomi pasar, tetapi juga merusak industri dunia dan rantai pasokan," katanya.
Zhao Lijian menambahkan, "Dari industri kapas hingga PV (Polyester Viscose), dari sektor pertanian hingga industri, AS mengobarkan isu HAM sebagai dalih penyamaran, guna melakukan semua yang bisa dilakukan agar melumpuhkan pembangunan industri di Xinjiang. Apa yang dilakukan AS itu merugikan hak-hak rakyat Xinjiang untuk mencari nafkah dan bagi pembangunan. Juga mengungkap apa yang dituduhkan itu bukanlah fakta, kebenaran atau kesejahteraan rakyat Xinjiang, tetapi mengarang-ngarang soal 'pengangguran paksa' dan 'kemiskinan paksa' untuk mengacaukan Xinjiang dan menahan pembangunan China."
Sambil mengecam pedas mengenai situasi HAM di Amerika, Zhao memperingatkan perlunya langkah-langkah dilakukan untuk melindungi hak-hak sah perusahaan-perusahaan China. [ps/jm]