Tautan-tautan Akses

Beijing: Menlu Inggris akan Kunjungi China


Perdana Menteri Inggris James Cleverly saat menghadiri pertemuan di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, 3 Juli 2023. (Foto: Virginia Mayo/AP Photo)
Perdana Menteri Inggris James Cleverly saat menghadiri pertemuan di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, 3 Juli 2023. (Foto: Virginia Mayo/AP Photo)

Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly akan mengunjungi China minggu ini, kata Kementerian Luar Negeri China, di Beijing, Selasa (29/8).

Selama kunjungan Rabu (30/8), “kedua belah pihak akan melakukan komunikasi mendalam mengenai hubungan China-Inggris serta mengenai isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama," kata juru bicara kementerian itu, Wang Wenbin, pada jumpa pers rutin.

“Diharapkan pihak Inggris akan bekerja sama dengan China dalam menjunjung tinggi semangat saling menghormati, melakukan pertukaran mendalam, meningkatkan pemahaman, dan mendorong perkembangan hubungan China-Inggris yang stabil,” tambahnya.

"Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara ekonomi besar di dunia, China dan Inggris memikul tanggung jawab bersama untuk mendorong perdamaian, stabilitas, dan pembangunan dunia."

Kunjungan tersebut awalnya diperkirakan akan dilakukan pada bulan Juli, tetapi ditunda karena menghilangnya mantan menteri luar negeri China Qin Gang secara misterius.

Cleverly akan menjadi menteri luar negeri Inggris pertama yang mengunjungi China dalam lebih dari lima tahun, setelah kunjungan Jeremy Hunt pada 2018.

Sejak itu, hubungan antara Inggris dan China memburuk karena sejumlah masalah, termasuk hak-hak asasi manusia (HAM), teknologi, dan tindakan keras Beijing di bekas jajahan Inggris, Hong Kong.

Pada Juli, China menuduh Inggris memberikan perlindungan kepada para buronan setelah Cleverly mengecam keputusan Hong Kong yang menawarkan hadiah atas informasi yang berujung pada penangkapan para aktivis demokrasi terkemuka yang berbasis di luar negeri.

Dan pada Minggu (27/8) malam, tabloid nasionalis China yang didukung pemerintah, Global Times, menuntut British Museum "mengembalikan sejumlah peninggalan budaya China secara cuma-cuma", yang memicu badai media sosial dalam negeri.

Tokoh-tokoh keras di partai Konservatif yang berkuasa di Inggris telah mendesak London untuk mengambil sikap lebih keras terhadap China.

Namun Cleverly menyerukan pendekatan Barat yang pragmatis, konstruktif, dan bersatu terhadap meningkatnya pengaruh China, serta mengakui perlunya bekerja sama dengan Beijing. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG