Ibu Kota China, Beijing, menyediakan vaksin COVID-19 dosis penguat atau booster yang dapat dihirup sebagai upaya lebih mendorong populasi mendapatkan vaksinasi di tengah lonjakan wabah virus corona di seluruh negara itu.
Sampai pertengahan Oktober, 90% orang China telah divaksinasi penuh dan 57% telah menerima suntikan penguat.
Setidaknya 11 distrik di Beijing telah membuka pendaftaran untuk memberikan vaksin yang dapat dihirup itu sebagai dosis penguat mulai minggu ini, menurut surat kabar Global Times.
Vaksin itu, yang disemprotkan ke hidung, ditawarkan sebagai booster untuk orang yang sudah mendapat 2 suntikan vaksin buatan China. Mereka yang sudah menerima 3 suntikan, atau mendapat suntikan vaksin asing seperti Pfizer atau Moderna, tidak akan memenuhi syarat, menurut Shi Rujing, Direktur kantor imunisasi berencana dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Distrik Haidian di Beijing. Ia menambahkan, “saat ini target-target vaksinasi hirup kami, pertama adalah mereka yang berusia di atas 18 tahun. Kedua, mereka yang telah menerima imunisasi dasar selama lebih dari 6 bulan.”
Para ilmuwan berharap vaksin "nonsuntik" itu akan membuat vaksinasi lebih mudah diakses di negara-negara dengan sistem kesehatan yang rapuh karena lebih mudah diberikan. Vaksin itu juga dapat menarik orang yang tidak senang disuntik untuk divaksinasi.
China menginginkan lebih banyak orang mendapat suntikan booster sebelum melonggarkan pembatasan yang ketat terkait pandemi. Kebijakan itu menghambat ekonomi dan membuatnya semakin tidak sinkron dengan negara-negara lain di dunia.
Keampuhan vaksin nonsuntik belum sepenuhnya dieksplorasi. Regulator China menyetujui vaksin hirup pada September, tetapi hanya sebagai booster setelah penelitian menunjukkan vaksin itu memicu respons sistem kekebalan pada orang-orang yang sebelumnya telah mendapat dua suntikan vaksin China yang berbeda.
Vaksin hirup itu dikembangkan perusahaan biofarmasi China, CanSino Biologics Inc. sebagai versi aerosol dari vaksin satu suntikan adenovirus perusahaan itu, yang menggunakan virus flu yang relatif tidak berbahaya. Sekitar selusin vaksin hirup sedang diuji secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. [ka/ab]
Forum