Ratusan laki-laki antri di ibu kota Kyiv untuk mendaftar dan bergabung dengan tentara Ukraina.
Perintah yang dikeluarkan pemerintah melarang laki-laki berusia 18-60 tahun untuk meninggalkan negara itu agar tersedia sumber daya untuk wajib militer. Sebagian di antara mereka, seperti Volodymyr Onysko, mengatakan kepada "Sky News" Inggris bahwa ia mengajukan diri untuk bergabung. Ia mengatakan tidak meragukan jika pasukan Ukraina akan menang, karena mereka tahu apa yang mereka lakukan, tidak seperti Rusia.
Seorang laki-laki yang telah direkrut mengatakan ia merasa ini adalah “tugasnya” untuk bergabung dengan tentara Ukraina. “Saya ingin melawan. Saya ingin keluarga saya kembali ke Ukraina sesegera mungkin,” ujar Vyacheslav Radchenko kepada Sky.
Di bagian lain ibu kota tampak antrean panjang orang-orang yang menunggu untuk memasuki toko yang menjual seragam militer dan pakaian kamuflase. Mereka tampak bersemangat menimbun apapun yang akan membantu mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi yang terburuk.
Sementara itu semakin banyak pengungsi datang dari wilayah timur ke stasiun Kyiv. Termasuk veteran tentara Inggris Mark Ayres, yang mengatakan telah melakukan perjalanan ke Kyiv untuk bergabung dalam pertempuran. Ia mengakui bahwa mungkin ia akan tewas, tetapi bersikeras tidak menganggap dirinya sebagai pahlawan. “Saya tidak punya ilusi. Saya tidak punya ide romantis tentang perang,” tegasnya. [em/lt]