Pemerintah Belarus meningkatkan tindakan kerasnya terhadap media yang dimulai setelah Alexander Lukashenko memenangkan pemilihan presiden yang disengketakan pada bulan Agustus, menurut dua kelompok hak kebebasan pers. Asosiasi Jurnalis Belarus (BAJ) dan Reporters Without Borders (RSF) mengatakan pada Kamis bahwa kedua organisasi itu mengadukan kepada Perserikatan bangsa-Bangsa 15 kasus jurnalis yang ditangkap secara sewenang-wenang setelah kemenangan yang dipertanyakan oleh Lukashenko.
Kelompok tersebut menuntut diakhirinya sensor media, pemblokiran situs web, pemutusan hubungan internet, dan pembatalan akreditasi kredensial jurnalis.
Mereka mengatakan pemerintah Lukashenko telah mengambil tindakan yang lebih keras sejak awal 2021, dengan mengancam tuntutan pidana terhadap jurnalis yang dapat menyebabkan hukuman beberapa tahun penjara.
Selain tuduhan menggerebek rumah jurnalis, kelompok hak asasi manusia itu menuduh pemerintah Belarus mengancam wartawan karena liputan mereka tentang pemilu dan protes massa anti-pemerintah yang dimulai sebelum pemilihan, dan yang sejak itu terus mendapat momentum.
Sepuluh jurnalis saat ini berada dalam penjara Belarus, enam di antaranya menjadi sasaran investigasi kriminal, keadaan yang menurut BAJ dan RSF cukup serius sehingga mendorong mereka untuk mengadukan k-15 kasus penangkapan sewenang-wenang itu kepada pelapor khusus PBB urusan kebebasan berpendapat dan berekspresi. [lt/jm]