Pada lebaran tahun ini, sebanyak 15 narapidana dan tahanan anak-anak berusia di bawah 18 tahun di kota Solo hanya bisa membuat dan mengirim kartu lebaran kepada keluarga mereka di rumah.
“ Ayo yang kartu lebarannya mau ditulisi puisi juga boleh kok..jangan lupa kartunya diwarnai penuh ya..,” demikian teriakan yang memberi semangat anak-anak itu menghias kartu lebaran.
Belasan anak dengan memakai topeng dan baju tahanan Rutan klas 1 Kota Solo Jawa tengah, Sabtu siang (27/8), menggambar di selembar kertas seukuran kartu pos. Goresan pensil warna sudah menunjukkan anak-anak tersebut sedang membuat kartu lebaran.
Gambar ketupat, kubah masjid, dan tulisan Mohon maaf lahir batin, menghiasi kartu lebaran tersebut. Sesuai kode etik jurnalistik, nama anak disamarkan. Salah seorang narapidana anak berinisial Dno, berusia 16 tahun, mengaku merasa kesepian berlebaran dari balik jeruji penjara. Dno menjalani hukuman 6 bulan penjara karena menjambret.
“(Ini) lagi gambar pakai crayon, pensil warna-warni..gambar kartu lebaran..nanti dikirim ke orang tua saya di rumah..saya mau minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya lagi..,” ujar Dno menyesali perbuatannya.
Aktifis LSM pemerhati anak di kota Solo, SAHABAT KAPAS, Dian Sasmita, yang mendampingi anak-anak di penjara tersebut mengatakan narapidana dan tahanan berusia anak membuat dan mengirim kartu lebaran ini bisa mengurangi kerinduan mereka berlebaran bersama keluarga di rumah.
“Nuansa lebaran ada yang yang dikirim atau diserahkan kepada orang tua atau sahabat seperti itu....ya dengan kartu ini mereka bisa mengekspresikan perasaan,” kata Dian.
Setiap akhir pekan, LSM pemerhati anak tersebut mendampingi belasan anak dalam penjara ini mendapat waktu luang untuk bermain, menggambar, atau sekedar membaca buku bacaan ringan.
Sementara itu, Kepala Rutan kota Solo, Maulid Hilal, menjamin adanya pemisahan lokasi antara blok penjara anak dengan blok penjara orang dewasa.
Hilal menjelaskan, “Ya kita siapkan blok khusus untuk mereka..jadi mereka tidak menjadi satu dengan blok penjara orang dewasa.penjara mereka khusus untuk anak-anak. Semua ini demi menjaga masa depan mereka juga ya, jangan sampai (anak-anak itu) terlalu banyak berinteraksi dengan narapidana atau tahanan dewasa.".
Menurut Hilal, pemisahan ini dilakukan agar tidak timbul kekhawatiran bila anak-anak tersebut justru belajar kejahatan dengan orang yang lebih dewasa untuk melakukan tindak kriminal yang lebih berat.