Menteri pertahanan Turki mengatakan, Jumat (2/7), negosiasi mengenai proposal negaranya untuk mengoperasikan dan mengamankan bandara internasional utama di Afghanistan sedang berlangsung.
Menteri Pertahanan Hulusi Akar mengatakan Turki sedang mendiskusikan rencana tersebut dengan beberapa negara. “Harus ada beberapa keputusan politik di PBB dan NATO, dan kesepakatan harus dicapai dengan pemerintah Afghanistan, '' katanya, menambahkan bahwa Turki sedang mencari dukungan politik, keuangan dan logistik dari berbagai negara.
Ia menekankan bahwa keputusan akhir belum tercapai, tetapi negosiasi dengan Amerika Serikat terus berlanjut dan rencana itu akan dieksekusi setelah mendapat persetujuan presiden Turki.
Awal musim panas ini, Turki mengusulkan untuk mengoperasikan dan memberikan keamanan untuk Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul setelah AS menarik pasukannya dari Afghanistan. Presiden Recep Tayyip Erdogan membahasnya dengan Presiden AS Joe Biden pada pertemuan tatap muka pertama mereka pada KTT NATO pertengahan Juni lalu.
Kesepakatan tentang perlindungan bandara itu menjadi semakin mendesak seiring hampir usainya penarikan terakhir dari 2.500-3.500 tentara AS dan 76.000 tentara lainnya yang tergabung dengan NATO. Jumat ini (2/7), semua pasukan AS meninggalkan Lapangan Terbang Bagram setelah 20 tahun berada di Afghanistan.
Lapangan terbang tersebut telah menjadi pusat operasi militer di seluruh Afghanistan untuk mengalahkan Taliban dan memburu para pelaku serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat oleh al-Qaida.
Turki, yang juga anggota NATO, memiliki lebih dari 500 tentara di Afghanistan dan sudah memainkan peran penting di Bandara Hamid Karzai. Akar sebelumnya mengatakan Turki tidak memiliki rencana untuk mengerahkan lebih banyak pasukan di Afghanistan.
“Bandara harus dibuka dan beroperasi. Jika bandara tidak berfungsi, kedutaan-kedutaan akan ditutup, dan dalam situasi seperti itu, Afghanistan akan menjadi negara yang terisolasi,'' kata menteri pertahanan itu.
Tanpa kesepakatan terpisah mengenai bandara itu, pengoperasian Bandara Hamid Karzai saat ini harus dipertahankan di bawah Misi Dukungan Tegas (RSM), yang merupakan misi militer pimpinan AS saat ini. Sebelum ada kesepakatan itu, tidak jelas apakah AS dan NATO dapat menyatakan misi militer mereka di Afghanistan berakhir.
“Kami telah menyatakan niat kami. Kami katakan bahwa kami bisa tetap berada di Afghanistan jika persyaratan terpenuhi,'' kata Akar. Pernyataan menteri itu dilaporkan kantor berita pemerintah Turki, Anadolu. [ab/uh]