Presiden Donald Trump mengatakan, ia dan para pemimpin fraksi Demokrat di Kongres hampir mencapai kesepakatan untuk memperpanjang program perlindungan dreamers, istilah yang merujuk pada para imigran muda yang dibawa ke AS secara ilegal sewaktu masih anak-anak.
Trump mengungkapkan itu sehari setelah ia menjamu dua pemimpin Partai Demokrat, Nancy Pelosi dan Chuck Schumer, dalam acara makan malam di Gedung Putih. Menurut koresponden nasional VOA Jim Malone, perubahan strategis untuk bekerja sama dengan partai oposisi ini bisa menguntungkan dan merugikan.
Presiden Trump menegaskan lagi mengenai perlunya bekerja sama dengan Partai Demokrat dalam reformasi pajak dan isu-isu lain, meski ada perbedaan tajam pada masa lalu.
“Kalau kita amati sejumlah undang-undang yang paling berarti yang pernah disetujui, itu tercapai berkat pendekatan bipartisan,” kata Trump.
Imigrasi menjadi fokus pembicaraan saat presiden menjamu dua pemimpin Partai Demokrat, Nancy Pelosi and Chuck Schumer, pada acara makan malam di Gedung Putih.
“Saya kira kita hampir mencapai kesepakatan, namun kita perlu membangun pengaman perbatasan yang luar biasa besar,” lanjut Trump.
Namun kedua tokoh Demokrat hanya bersedia bernegosiasi sepanjang mereka tidak dituntut untuk mendukung pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko.
Schumer mengatakan, “Ingat, saya menegaskan kepada presiden bahwa kami tidak menginginkan tembok itu. Saya katakan itu kepadanya berulangkali. Ia sempat mengatakan, 'Ayolah jangan bersikeras menentang tembok itu.’ Saya menolaknya.”
Banyak tokoh Partai Republik menentang usaha presiden merangkul para tokoh Partai Demokrat, yang berawal dengan kesepakatan yang dicapai pekan lalu untuk mengakhiri perdebatan soal anggaran dan meningkatkan pagu utang.
Setelah tidak berhasil membatalkan dan mengganti Obamacare, sasaran berikutnya adalah reformasi pajak.
“Saya senang bila para tokoh Demokrat mendukung dan bekerja sama dengan kami untuk secara konstruktif mengusahakan reformasi pajak. Tapi, apapun kenyataannya, kami akan lakukan itu,” kata Ketua DPR Paul Ryan.
Menurut John Hudak, analis dari Brookings Institution, pendekatan Trump yang merangkul Demokrat akan membantu mewujudkan agendanya.
“Dalam konteks yang lebih besar, ini bagus bagi presiden, meski bekerja sama dengan Demokrat kemungkinan tidak disukai para pendukungnya. Namun pada akhirnya, ia akan meraih kemenangan,” jelasnya.
Menurut Frank Newport, analis dari lembaga survei Gallup, saat ini Amerika masih terpecah belah, namun para pemilih menginginkan kedua partai bekerja sama.
“Pekan lalu, sewaktu kami bertanya ke publik, ‘haruskah para pejabat lebih berkompromi atau berpegang pada prinsip? Mereka menjawab, “tidak, kami ingin para pemimpin kami berkompromi, kami ingin mereka mengalah dan tidak berpegang teguh pada prinsip-prinsip,” kata Frank Newport.
Kerjasama bipartisan akan mendapat ujian dalam pekan-pekan mendatang sewaktu Kongres memperdebatkan reformasi pajak, layanan kesehatan, imigrasi dan anggaran. [ab/lt]