Perkembangan pesat hubungan strategis Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tercermin dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Pentagon, Washington DC, Kamis (24/8).
Selain memuji keberhasilan Indonesia menjadi Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nation/ASEAN) dan kesiapan penyelenggaraan ASEAN Defense Ministers Plus (ADMM Plus) pada November nanti, Austin secara khusus memuji misi pelatihan AS yang pertama dengan aset udara canggih di Indonesia, sertifikasi pengisian bahan bakar udara-ke-udara pertama di Indonesia dan pengiriman C-130J pertama.
Dalam pernyataan pers yang diunggah di situs Departemen Pertahanan AS, Austin juga mengingatkan urgensi nilai-nilai demokrasi dalam hubungan kedua negara.
“Sebagai dua negara demokrasi terbesar di dunia, kedua negara ini harus tetap berkomitmen pada supremasi hukum dan kedaulatan bagi semua negara,” ujarnya.
Taruna Indonesia Studi di AS
Merujuk pada peningkatan hubungan AS-Indonesia selama 75 tahun dari kemitraan strategis menjadi kemitraan strategis komprehensif, Austin berharap bisa meningkatkan kemitraan pertahanan dan mendiskusikan cara-cara untuk terus meningkatkan hubungan pertahanan.
Prabowo menyambut baik hal itu dan sekaligus berterima kasih dengan kesediaan Austin menerima taruna Indonesia untuk melanjutkan studi di lembaga bergengsi seperti Akademi Angkatan Laut AS (United States Naval Academy/USNA), Akademi Angkatan Udara AS (United States Air Force Academy/USAFA) dan Akademi Militer AS (United States Military Academy/USMA). Kerja sama ini mulai terwujud ketika kedua menteri pertahanan ini bertemu pertama kali di Jakarta awal tahun ini.
Saat ini ada tujuh taruna Indonesia yang sedang menuntut ilmu di akademi Angkatan Bersenjata Amerika, yaitu tiga orang di USNA, Annapolis-Maryland; tiga orang di USAFA, Colorado Springs; dan satu orang di USMA, West Point, New York.
MOU Pembelian Peralatan Militer
Lawatan Prabowo ke Pentagon ini hanya berselang dua hari setelah penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) komitmen pembelian 24 unit pesawat tempur canggih F-15EX terbaru di markas Boeing di St. Louis, Missouri.
Kesepakatan itu disusul dengan kesepakatan pengadaan 24 helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk yang ditandatangani di fasilitas Lockheed Martin, di Washington.
Pesawat tempur F-15EX merupakan seri terbaru dari keluarga pesawat F-15 yang telah beroperasi sejak lama. Pesawat ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain dapat membawa muatan hingga 13.380 kilogram, yang berarti dapat membawa lebih banyak senjata dibandingkan pesawat tempur generasi sebelumnya dan memiliki kinerja mesin yang tinggi.
Selain itu, struktur pesawat F-15EX membuatnya dapat memberi pelayanan hingga 20.000 jam terbang. Pesawat itu juga dilengkapi dengan sistem avionik canggih untuk mendeteksi dan melacak target secara akurat.
Pesawat tempur F-15EX ini juga dilengkapi berbagai jenis senjata, antara lain rudal udara-ke-udara, bom, hingga senjata khusus lainnya dan dapat dioperasikan dalam berbagai misi, mulai dari superioritas udara, serangan darat, hingga operasi maritim. Serangkaian keunggulan pesawat tempur F-15EX membuatnya dikenal sebagai salah satu pesawat tempur paling canggih dan serba-guna di dunia saat ini.
Sementara helikopter S-70M Black Hawk yang dibangun di fasilitas PZL Miele milik Lockheed Martin, Polandia, bersifat sangat fleksibel sehingga mampu beroperasi dalam kondisi cuaca ekstrem di siang maupun malam hari.
Helikopter dengan daya angkut hingga 4.695 kilogram ini dapat mengangkut pasukan, evakuasi medis, pemadam kebakaran, pencarian dan penyelamatan, dan lainnya.
Di akhir pertemuan, Austin menggarisbawahi harapannya untuk dapat kembali mengunjungi Jakarta pada November mendatang untuk mengikuti ADMM-Plus. [em/ft]
Forum