Tautan-tautan Akses

Biden Bela Kebijakan Luar Negeri Amerika di Tengah Krisis Global


Presiden Joe Biden berbicara tentang kebijakan luar negeri Amerika selama pidato di Departemen Luar Negeri AS di Washington DC, Senin, 13 Januari 2025.
Presiden Joe Biden berbicara tentang kebijakan luar negeri Amerika selama pidato di Departemen Luar Negeri AS di Washington DC, Senin, 13 Januari 2025.

Presiden AS Joe Biden, pada hari Senin (13/1) berusaha membela catatan kebijakan luar negerinya dan mengatakan bahwa musuh-musuh AS saat ini lebih lemah dibandingkan saat ia menjabat empat tahun lalu, meskipun krisis global masih belum terselesaikan.

Seminggu sebelum menyerahkan jabatannya kepada Presiden terpilih Donald Trump, Biden dalam sebuah pidato yang jarang terjadi di Departemen Luar Negeri memuji dukungan pemerintahannya kepada Ukraina untuk melawan invasi Rusia pada tahun 2022 dan perang Israel di Timur Tengah.

Biden mengatakan bahwa Amerika Serikat “memenangkan persaingan di seluruh dunia” dan secara ekonomi tidak akan dilampaui oleh China seperti yang telah diprediksi, sementara Rusia dan Iran telah dilemahkan oleh perang tanpa keterlibatan langsung AS.

“Dibandingkan dengan empat tahun yang lalu, Amerika lebih kuat, aliansi kita lebih kuat, musuh dan pesaing kita lebih lemah,” kata Biden. “Kita tidak (perlu) berperang untuk mewujudkan semua ini.”

Sementara perang terus berkecamuk di Ukraina dan Timur Tengah, para pejabat berharap kesepakatan antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, dapat dicapai sebelum Biden meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari.

Biden mengatakan bahwa para perunding hampir mencapai kesepakatan yang akan membebaskan para sandera yang ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza dan menghentikan pertempuran di daerah kantong Palestina tersebut untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

“Begitu banyak orang tak berdosa yang terbunuh, begitu banyak komunitas yang hancur. Rakyat Palestina berhak mendapatkan perdamaian,” katanya.

Biden telah menghadapi kecaman karena memberikan senjata dan dukungan diplomatik kepada Israel selama serangannya ke Gaza setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menurut perhitungan Israel menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.

Sejak saat itu, lebih dari 46.000 orang telah tewas di Gaza, menurut pejabat kesehatan Palestina, dengan sebagian besar daerah kantong tersebut hancur dan sebagian besar penduduknya mengungsi.

Para pengunjuk rasa yang meneriakkan “penjahat perang” menyambut Biden di luar Departemen Luar Negeri pada hari Senin, sebagian membawa poster-poster dan beberapa melemparkan cairan merah yang dimaksudkan agar terlihat seperti darah.

Biden mengatakan bahwa ia telah membantu Israel mengalahkan musuh-musuhnya seperti Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, yang keduanya didukung oleh Iran. Presiden AS itu juga memuji dukungan Washington untuk Israel selama dua serangan Iran pada tahun 2024.

“Secara keseluruhan, Iran lebih lemah dari yang pernah terjadi selama beberapa dekade,” tambahnya, sambil menyebut runtuhnya pemerintahan Assad di Suriah. “Tidak diragukan lagi bahwa tindakan kita memberikan kontribusi yang signifikan.” [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG