Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump diperkirakan akan segera berbicara lewat panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa hari atau pekan mendatang. Seorang penasihat utama Trump menyatakan bahwa tidak realistis untuk berharap dapat memaksa tentara Rusia mundur dari setiap inci wilayah Ukraina.
Trump, yang akan dilantik kembali sebagai presiden Amerika pada 20 Januari, mengklaim dirinya sebagai pembuat kesepakatan ulung dan berjanji untuk segera mengakhiri perang di Ukraina, meskipun ia tidak menjelaskan bagaimana cara mewujudkannya.
Anggota Kongres Amerika Mike Waltz, penasihat keamanan nasional yang baru, mengatakan kepada ABC pada Minggu (12/1) bahwa perang di Ukraina telah menjadi "penyebab kehancuran yang parah pada manusia dan sumber daya" seperti yang terjadi pada Perang Dunia Pertama, dengan "konsekuensi yang bisa berujung pada Perang Dunia Ketiga," menurut ABC.
"Semua orang tahu bahwa ini harus diakhiri dengan cara diplomatis," kata Waltz, seorang loyalis Trump yang juga bertugas di Garda Nasional sebagai kolonel, kepada ABC.
"Saya rasa tidak realistis untuk mengatakan bahwa kita akan mengusir setiap tentara Rusia dari setiap inci tanah Ukraina, termasuk Krimea. Presiden Trump mengakui kenyataan itu, dan saya rasa itu adalah langkah maju besar bahwa seluruh dunia juga mengakui kenyataan tersebut. Sekarang saatnya kita melangkah maju,” tukasnya.
Saat ditanya secara khusus tentang kemungkinan kontak antara Trump dan Putin, Waltz mengatakan, "Saya memang mengharapkan panggilan, setidaknya dalam beberapa hari atau minggu mendatang. Jadi, itu akan menjadi langkah pertama dan kita akan melanjutkannya dari sana."
Invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 telah merenggut puluhan ribu nyawa, membuat jutaan orang mengungsi, dan memicu keretakan terbesar dalam hubungan antara Moskow dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962.
Para pejabat Amerika menganggap Rusia sebagai negara otokrasi yang korup dan sebagai ancaman negara-bangsa terbesar bagi Amerika. Rusia juga dianggap telah mencampuri pemilu Amerika, memenjarakan warga negara Amerika dengan tuduhan palsu, serta melakukan kampanye sabotase terhadap sekutu-sekutu Washington.
Para pejabat Rusia menyatakan bahwa Amerika merupakan kekuatan yang sedang menurun dan berulang kali mengabaikan kepentingan Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Mereka juga menyebutkan bahwa upaya menebar perpecahan di dalam Rusia adalah usaha untuk memecah belah masyarakat Rusia dan memajukan kepentingan Amerika. [ah/es]
Forum