Tautan-tautan Akses

Biden Bertemu dengan Yulia Navalnaya, Istri Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia


Presiden AS Joe Biden memeluk Yulia Navalnaya, istri Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia yang meninggal pekan lalu di kamp penjara, di San Francisco, California AS 22 Februari 2024. (Foto: Gedung Putih/Handout via REUTERS)
Presiden AS Joe Biden memeluk Yulia Navalnaya, istri Alexei Navalny, pemimpin oposisi Rusia yang meninggal pekan lalu di kamp penjara, di San Francisco, California AS 22 Februari 2024. (Foto: Gedung Putih/Handout via REUTERS)

Ketika Amerika Serikat bersiap untuk mengumumkan sanksi terhadap Rusia setelah kematian Alexey Navalny, Presiden Joe Biden pada Kamis (22/2) bertemu dengan istri mendiang pemimpin oposisi Rusia itu di San Francisco.

Dalam pertemuan pada Kamis (22/2) di California dengan istri mendiang Alexei Navalny, Yulia Navalnaya, dan putri mereka, Dasha, Presiden Joe Biden memuji pemimpin oposisi Rusia tersebut karena “keberanian luar biasa dan warisannya dalam memerangi korupsi dan perjuangannya demi Rusia yang bebas dan demokratis.”

Sementara itu dalam pertemuan para menteri luar negeri G20 di Brazil, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengisyaratkan pemberlakuan sanksi baru AS terhadap Rusia atas invasi mereka ke Ukraina dan kematian Navalny.

“Dan saya hanya akan mengatakan ini tentang Navalny, seseorang yang benar-benar heroik dalam hidupnya, dalam pekerjaannya, tetapi fakta bahwa [Presiden Rusia] Vladimir Putin menganggap perlu untuk menganiaya, meracuni, dan memenjarakan satu orang itu berbicara banyak tentang Rusia, bukan tentang kekuatannya di bawah Putin, tetapi kelemahannya," katanya.

President AS Joe Biden bertemu dengan istri dari mendiang Alexey Navalny, Yulia Navalnaya (kanan) dan anaknya, Dasha Navalnaya, di San Francisco, California, pada 22 Februari 2024. (Foto: POTUS/Facebook)
President AS Joe Biden bertemu dengan istri dari mendiang Alexey Navalny, Yulia Navalnaya (kanan) dan anaknya, Dasha Navalnaya, di San Francisco, California, pada 22 Februari 2024. (Foto: POTUS/Facebook)

Pada Rabu, media Rusia menunjukkan video seorang perempuan yang memiliki dwi-kewarganegaraan AS-Rusia yang berusia 33 tahun, ditangkap atas tuduhan makar. Perempuan asal California itu mengunjungi keluarganya di Kota Yekaterinburg, Rusia untuk merayakan tahun baru.

Media Rusia tidak mengidentifikasi perempuan tersebut namun melaporkan bahwa dia didakwa melakukan pengkhianatan karena mendukung Ukraina.

Berbagai media mengidentifikasi perempuan itu sebagai Kseniya Karelina, dan sebagian menggunakan nama mantan pernikahannya, Kseniya Khavana.

Dalam sebuah unggahan di Instagram, majikannya di Los Angeles, Ciel Spa, mengatakan dia dituduh melakukan pengkhianatan karena menyumbang US$51 ke badan amal Ukraina di Amerika Serikat. Postingan tersebut meminta pembebasannya dan berbunyi “mengenalnya berarti mencintainya.”

“Pada tanggal 2 Januari, dia tiba di Yekaterinburg. Dia ditangkap pada 27 Januari karena tuduhan hooliganisme, yang merupakan hal yang konyol karena orang yang mengenal Ksyusha akan tahu bahwa dia bukanlah orang yang akan melakukan sesuatu yang buruk. Saya belum pernah mendengar kata-kata buruk, makian, dan kasar darinya seumur hidup saya. Dia adalah orang yang membawa cahaya, kegembiraan, kepositifan," kata ujar mantan ibu mertuanya, Eleanora Srebroski, kepada VOA.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan pihaknya sedang mencari akses konsuler untuk warga Amerika yang baru ditahan itu. Namun dia mengakui hal itu seringkali sulit karena Rusia menganggap warga negara ganda adalah orang Rusia.

Miller mengeluarkan peringatan keras terkait penahanan tersebut.

Yulia Navalnaya, istri mendiang Alexei Navalny pada hari pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia, 19 Februari 2024. (Foto: REUTERS/Yves Herman)
Yulia Navalnaya, istri mendiang Alexei Navalny pada hari pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia, 19 Februari 2024. (Foto: REUTERS/Yves Herman)

“Namun kenyataan yang disayangkan adalah bahwa Rusia terus menahan warganya sendiri, dan terus menahan warga negara Amerika, dan itulah sebabnya kami mencoba untuk menjelaskan, sejelas mungkin, bahwa tidak boleh ada warga negara Amerika yang mempertimbangkan untuk bepergian ke Rusia dengan alasan apa pun. Titik. Karena mereka berisiko ditahan, dipenjara oleh rezim Rusia," ujarnya.

Berita pada Selasa tentang penangkapan Kseniya muncul pada hari yang sama ketika pengadilan di Moskow memutuskan untuk menahan wartawan Amerika dari surat kabar Wall Street Journal Evan Gershkovich, sambil menunggu persidangan atas tuduhan spionase. Gershkovich membantah keras tuduahan itu.

Biden Bertemu dengan Yulia Navalnaya, Istri Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:24 0:00

Sementara penghormatan terus mengalir untuk Navalny, ibu pemimpin oposisi yang berduka tersebut mengatakan bahwa dia akhirnya diizinkan untuk melihat jenazah anaknya. Namun para pejabat Rusia bersikeras agar mereka mengadakan pemakaman rahasia untuknya.

Pemimpin oposisi Rusia lainnya yang kembali ke Rusia secara sukarela meskipun ada risiko, Vladimir Kara-Murza, berbicara melalui tautan video dari penjara pada Kamis. Ia meminta masyarakat di Rusia dan di seluruh dunia untuk tidak menyerah pada kesuraman dan keputusasaan setelah kematian Navalny. Dia mengajak semuanya untuk bekerja lebih keras lagi demi menjadikan Rusia negara Eropa yang normal, bebas, dan demokratis. [lt/em]

Forum

XS
SM
MD
LG