Tautan-tautan Akses

Biden: Pelaku Teror New Orleans Ungkapkan Keinginan Membunuh Sebelum Beraksi 


Anggota dari Garda Nasional dan petugas kepolisian memblokade jalanan yang berlokasi satu blok dari Bourbon Street, New Orleans, pada 1 Januari 2025 menyusul serangan yang menewaskan 15 orang di area tersebut. (Foto: AFP/Andrew Caballero-Reynolds)
Anggota dari Garda Nasional dan petugas kepolisian memblokade jalanan yang berlokasi satu blok dari Bourbon Street, New Orleans, pada 1 Januari 2025 menyusul serangan yang menewaskan 15 orang di area tersebut. (Foto: AFP/Andrew Caballero-Reynolds)

Penyelidik menemukan beberapa bahan peledak rakitan, termasuk dua bom pipa yang disembunyikan di dalam pendingin dan dihubungkan dengan kabel untuk diledakkan dari jarak jauh.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pada Rabu (1/1) malam bahwa Biro Investigasi Federal AS (FBI) menemukan video yang diunggah pelaku serangan di New Orleans ke media sosial beberapa jam sebelum melakukan serangan dengan menabrakkan mobil ke arah kerumunan warga. Dalam video tersebut dia mengatakan bahwa dirinya terinspirasi oleh kelompok ISIS dan mengungkapkan keinginan untuk membunuh.

FBI mengidentifikasi pelaku teror itu sebagai Shamsud-Din Jabbar, laki-laki berumur 42 tahun, warga negara AS asal Texas. FBI juga mengatakan pihaknya sedang berupaya memastikan kemungkinan hubungan pelaku dengan organisasi teroris.

Penyelidik menemukan beberapa bahan peledak rakitan, termasuk dua bom pipa yang disembunyikan di dalam pendingin dan dihubungkan dengan kabel untuk diledakkan dari jarak jauh, menurut buletin intelijen Kepolisian Negara Bagian Louisiana yang diperoleh Associated Press.

Buletin tersebut, yang mengandalkan informasi awal yang dikumpulkan segera setelah serangan berlangsung, juga mengatakan kamera pengawas menunjukkan tiga laki-laki dan satu perempuan meletakkan suatu perangkat di lokasi. Tetapi pejabat federal tidak segera mengonfirmasi detail tersebut dan tidak jelas siapa mereka atau apa hubungan mereka dengan serangan itu, jika memang ada.

Jabbar mengendarai truk pikap sewaan di trotoar, melewati mobil polisi yang diposisikan untuk menghalangi lalu lintas kendaraan, kata pihak berwenang. Sistem penghalang yang difungsikan untuk mencegah serangan kendaraan sedang diperbaiki sebagai persiapan untuk acara Super Bowl pada Februari.

Jabbar dibunuh oleh polisi setelah dia keluar dari truk dan melepaskan tembakan ke petugas yang hendak mengamankannya. Tiga petugas membalas tembakan. Dua orang tertembak dan kini berada dalam kondisi stabil.

Penyelidik menemukan pistol dan senapan jenis AR, menurut seorang pejabat penegak hukum yang tidak berwenang membahas penyelidikan tersebut secara terbuka dan berbicara dengan syarat anonim.

Ledakan mematikan juga terjadi di Honolulu dan di luar hotel di Las Vegas milik Presiden terpilih Donald Trump. Biden mengatakan FBI sedang menyelidiki apakah ledakan Las Vegas terkait dengan serangan New Orleans tetapi belum ada yang dilaporkan hingga Rabu malam.

Anggota FBI berbicara dengan pejalan kaki di dekat Jalan Bourbon di New Orleans, menyusul serangan yang terjadi wilayah tersebut. (Foto: Geoff Burke-Imagn Images via Reuters)
Anggota FBI berbicara dengan pejalan kaki di dekat Jalan Bourbon di New Orleans, menyusul serangan yang terjadi wilayah tersebut. (Foto: Geoff Burke-Imagn Images via Reuters)

Sebuah foto yang beredar di kalangan pejabat penegak hukum menunjukkan Jabbar mengenakan baju kamuflase di samping truk setelah dia terbunuh.

Buletin intelijen yang diperoleh AP mengatakan dia mengenakan rompi antipeluru dan helm. Bendera kelompok ISIS ada di kait gandengan truk tersebut, kata FBI.

Jabbar bergabung dengan Angkatan Darat pada 2007, bertugas aktif di bagian sumber daya manusia dan teknologi informasi dan ditugaskan ke Afghanistan dari 2009 hingga 2010, kata dinas tersebut.

Dia dipindahkan ke komando cadangan Angkatan Darat pada 2015 dan keluar pada 2020 dengan pangkat sersan staf.

Biden, yang berbicara dari tempat peristirahatan presiden di Camp David, menyebut serangan itu sebagai “tindakan tercela” dan “keji.”

Saat berbicara kepada para korban dan warga New Orleans, dia mengatakan: “Saya ingin Anda tahu bahwa saya berduka bersama Anda. Bangsa kita berduka bersama Anda saat Anda berduka dan saat Anda pulih.”

“Saya turut berduka cita kepada para korban dan keluarga mereka yang hanya ingin merayakan hari libur ini,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

“Tidak ada pembenaran atas kekerasan dalam bentuk apa pun, dan kami tidak akan menoleransi serangan apa pun terhadap komunitas mana pun di negara kami,” lanjut presiden.

Serangan itu adalah contoh terbaru mengenai kendaraan yang digunakan sebagai senjata untuk melakukan kekerasan massal dan serangan paling mematikan yang diilhami ISIS di wilayah AS selama bertahun-tahun.

Pejabat FBI telah berulang kali memperingatkan tentang meningkatnya ancaman terorisme internasional akibat perang Israel-Hamas. Tahun lalu, lembaga tersebut telah menggagalkan potensi serangan lainnya, termasuk pada Oktober ketika menangkap seorang pria Afghanistan di Oklahoma atas dugaan rencana aksi pada hari pemilu yang menargetkan kerumunan besar. [ns/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG