Presiden terpilih terus membuat kejutan. Setelah mengangkat beberapa perempuan di posisi kunci, seperti Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan, Linda Thomas-Greenfield sebagai Utusan Khusus Amerika Untuk PBB, Neera Tanden sebagai Direktur Kantor Urusan Manajemen dan Anggaran, Avril Haines sebagai Direktur Intelijen Nasional; pekan lalu Biden mengumumkan tim komunikasi Gedung Putih yang semuanya anggotanya perempuan.
Direktur Komunikasi Tim Kampanye Joe Biden-Kamala Harris, Kate Bedingfield akan menjabat sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih. Jen Psaki, yang sudah sejak lama menjadi juru bicara Partai Demokrat, akan menjadi juru bicara Gedung Putih.
Empat dari tujuh posisi terkait urusan komunikasi di Gedung Putih akan diisi oleh perempuan kulit berwarna dan ini merupakan pertama kali seluruh tim komunikasi senior Gedung Putih diisi oleh perempuan.
Presiden Donald Trump mengubah pola komunikasi pemerintahannya pada publik dan pers. Tim komunikasi presiden hanya sesekali melangsungkan konferensi pers dan lebih bersifat konfirmasi atas ketidakakuratan informasi yang tak jarang berasal dari presiden sendiri, yang lebih suka memberi informasi lewat cuitan di Twitter.
Presiden Trump kerap bertindak sebagai juru bicara pemerintahnya sendiri, menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan secara langsung dan melangkahi korps pers Gedung Putih dengan secara langsung menghubungi atau memberikan wawancara langsung secara eksklusif hanya untuk Fox News, stasiun televisi favoritnya.
Ketika mengumumkan jajaran tim komunikasinya, presiden terpilih Joe Biden mengatakan “berkomunikasi secara langsung dan jujur dengan rakyat Amerika adalah salah satu tugas terpenting seorang presiden, dan tim ini diberi kepercayaan dengan tanggungjawab yang luar biasa untuk menjembatani rakyat Amerika dengan Gedung Putih.”
Ditambahkannya,“tim komunikasi yang berkualitas dan berpengalaman ini akan menyuguhkan perspektif yang beragam pada pekerjaan mereka dan berbagi komitmen untuk membangun kembali bangsa ini secara lebih baik.”
Kate Bedingfield dan Jen Psaki adalah veteran pemerintahan Obama. Bedingfield menjabat sebagai direktur komunikasi bagi Biden ketika ia menjadi wakil presiden. Sementara Psaki sebelumnya merupakan direktur komunikasi Gedung Putih dan juru bicara Departemen Luar Negeri.
Beberapa tokoh perempuan lainnya yang akan bergabung dengan tim komunikasi Gedung Putih nanti adalah :
- Karine Jean Pierre, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala staf wakil presiden terpilih Kamala Harris, kini akan menjadi wakil juru bicara utama presiden terpilih. Ia juga mantan pejabat di era Obama yang pernah menjadi direktur urusan politik kawasan di kantor urusan politik Gedung Putih.
- Pili Tobar, mantan direktur komunikasi bagi koalisi tim kampanye Biden, kini akan menjadi wakil direktur komunikasi Gedung Putih. Tobar sebelumnya bekerja sebagai wakil direktur America's Voice, sebuah kelompok advokasi reformasi imigrasi dan staf urusan pers untuk pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer.
Tiga penasehat senior tim kampanye Biden yang akan bergabung dengan tim komunikasi Gedung Putih lainnya adalah :
- Ashley Etienne, mantan direktur komunikasi bagi Ketua DPR Nancy Pelosi, kini akan menjadi direktur komunikasi wakil presiden terpilih Kamala Harris.
- Symone Sanders, anggota penasehat senior tim kampanye Biden, kini akan menjadi penasehat senior dan ketua juru bicara bagi Kamala Harris.
- Elizabeth Alexander, yang pernah menjadi juru bicara Biden ketika menjabat sebagai wakil presiden dan direktur komunikasi Biden ketika berdinas sebagai senator dari negara bagian Delaware, akan menjadi direktur komunikasi bagi Ibu Negara Jill Biden.
Perebakan pandemi virus corona membuat Joe Biden lebih sering melakukan kampanye virtual dari kediamannya di Wilmington, Delaware, ketika bertarung di pemilu presiden lalu. Ia banyak menerima kritik, salah satunya ia dinilai tidak dapat ditemui langsung oleh wartawan. Namun, pada akhir kampanyenya Biden mulai membuka diri dan lebih sering menjawab pertanyaan wartawan. Setelah terpilih menjadi presiden, Biden dan tim transisinya juga melangsungkan briefing atau konferensi pers mingguan.
Sikapnya memilih beberapa mantan pejabat di era pemerintahan Obama, yang sebagian dikenal memiliki hubungan sangat dekat dengan korps wartawan di Washington DC, menunjukkan pulihnya hubungan dengan pers yang lebih bersahabat dan konstruktif. [em/jm]