Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang permohonannya bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjelang pertemuan Biden di Jenewa minggu depan, ditolak oleh Gedung Putih, Senin (7/6), terhibur setelah mendapat telepon dan undangan ke Washington.
Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih mengatakan, kedua pemimpin berkesempatan untuk berbicara panjang lebar tentang semua masalah dalam hubungan AS-Ukraina. Presiden Biden bisa memberi tahu Presiden Zelenskiy bahwa ia akan membela kedaulatan, integritas teritorial, dan aspirasi Ukraina sementara melangkah ke depan.
Sullivan juga mengatakan Biden memberi tahu presiden Ukraina bahwa "ia menantikan kedatangannya di Gedung Putih musim panas ini setelah Biden kembali dari Eropa."
Setelah percakapan telepon itu, Zelenskiy mengatakan, presiden AS mengundangnya untuk berkunjung pada Juli.
Dalam wawancara jarak jauh dengan situs berita online Axios, Jumat lalu, Zelenskiy mengisyaratkan agar Biden bertemu dengannya "kapan dan di mana saja" sebelum kunjungan Presiden AS ke Jenewa, Swiss.
Biden, Rabu (9/6), memulai lawatan luar negeri pertamanya sebagai presiden di mana sebelum bertemu Putin pada 16 Juni ia akan berinteraksi dengan sejumlah pemimpin pada KTT G-7 di Cornwall di Inggris, serta pada pertemuan Pakta Pertahanan Atlanti Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) dan Uni Eropa di Brussel, Belgia.
Meski demikian Zelenskiy tidak termasuk di antara para pemimpin yang dijadwalkan bertemu Biden dalam pertemuan tersebut.
Kyiv menginginkan bantuan militer tambahan dari Washington selagi memerangi separatis yang didukung Rusia di bagian timur negara itu. Ukraina juga mencari dukungan untuk permohonannya menjadi anggota NATO. Kremlin sebelumnnya memperingatkan bergabungnya Ukraina dengan aliansi militer Barat "sangat tidak bisa diterima."
Ketika ditanya wartawan di Gedung Putih apakah topik itu diagendakan, Sullivan menolak memberi rincian aspek pertemuan dan mengatakan kedua pemimpin akan menjelaskannya sendiri.
Dalam wawancara dengan Axios, Zelenskiy, seorang komedian profesional yang terpilih sebagai presiden pada 2019, mengatakan terkejut dan kecewa karena Biden tidak berbuat lebih banyak untuk mencegah pembangunan pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman, yang dianggap Kyiv sebagai Proyek Kremlin untuk menghapus Ukraina dari sistem transit gas Eropa.
Selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, Zelenskiy menjadi sorotan karena terlibat percakapan telepon pada 2019, ketika Trump menekannya untuk menyelidiki aktivitas Biden dan putranya Hunter di Ukraina.
Trump menyangkal melakukan kesalahan terkait percakapan telepon itu, yang menyebabkan pemakzulan pertamanya oleh Dewan Perwakilan Rakyat atas tuduhan menyalahgunakan kekuasaan jabatannya dan menghalangi Kongres. Trump kemudian dibebaskan dari tuduhan tersebut oleh Senat. [my/ka]