Keluarga dari para korban pesawat MH17 Malaysia Airlines yang ditembak jatuh pada 2014 mengatakan mereka sedang bersiap untuk mendengar perincian memilukan mengenai insiden itu dalam tahapan penting persidangan yang imulai pada Senin (7/6).
Penyelidik internasional mengatakan, MH17 sedang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ketika ditembak jatuh oleh rudal yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai oleh pemberontak pro-Rusia selama pertempuran dengan pasukan pemerintah Ukraina.
Seluruh 298 orang di dalamnya tewas. Dua pertiga dari mereka adalah warga negara Belanda
Hakim Belanda yang mengawasi persidangan pembunuhan itu akan merangkum bukti pada sidang di ruang sidang dengan keamanan tinggi di sebelah bandara Schiphol, di Amsterdam. Empat terdakwa yang dituduh bertanggung jawab dalam penembakan itu adalah tiga orang Rusia dan seorang pria Ukraina.
"Di satu sisi kami ingin tahu persis apa yang terjadi, mengapa itu terjadi dan siapa yang bertanggung jawab, tetapi harga yang harus Anda bayar adalah bahwa ada juga informasi yang dirilis yang bisa mengejutkan," kata Piet Ploeg, juru bicara kerabat.
"Akhirnya itu harus mengarah pada keadilan dan keadilan termasuk setidaknya bahwa kami memiliki aturan pengadilan independen tentang siapa yang bertanggung jawab," katanya kepada Reuters. Ploeg kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan keponakannya dalam kecelakaan itu.
Setelah bertahun-tahun mengumpulkan bukti, tim penyelidik internasional menyimpulkan pada Mei 2018 bahwa peluncur rudal yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat itu milik Brigade Antimisil ke-53 dari Rusia.
Pemerintah Belanda menganggap Moskow bertanggung jawab. Rusia membantah terlibat.
Pejabat pengadilang mengatakan jaksa, yang mengatakan keempat terdakwa semuanya memegang posisi terdepan dalam milisi pro-Rusia yang beroperasi di Ukraina, akan memberikan bukti dan dapat memanggil saksi.
Salah satunya adalah Oleg Pulatov dari Rusia, diwakili dalam persidangan dan mengatakan dia tidak terlibat dalam kecelakaan itu. Tak satu pun dari para terdakwa ditahan.
Tiga lainnya sedang diadili secara in absentia dan belum menunjuk pengacara untuk mewakili mereka.
Jaksa mengatakan penyelidikan terhadap MH17 masih berlangsung dan mereka mencari kemungkinan tersangka lainnya, termasuk orang-orang yang mengoperasikan sistem rudal dan memerintahkan penembakannya.
Setelah JPU menyampaikan pandangannya terhadap rangkuman hakim atas berkas perkara pada 17 dan 18 Juni, pembela akan memiliki kesempatan untuk memberikan tanggapan.
Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk argumen penutup. Namun pengadilan mengatakan bahwa keluarga korban dapat berbicara langsung kepada hakim tentang dampak kecelakaan itu pada kehidupan mereka dalam persidangan pada September. [na/ft]