Sedikitnya tiga orang tewas dan tiga lainnya luka-luka akibat ledakan bom rakitan yang meledak prematur dan operasi penggerebekan yang dilakukan polisi di rumah susun Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu malam (13/5).
Menurut saksi mata, beberapa orang tampak luka-luka dalam ledakan terjadi sekitar jam delapan malam itu. Ketika itu belum diketahui apakah ada korban tewas atau tidak dalam insiden tersebut. Polisi yang tiba di lokasi tak lama kemudian melumpuhkan seorang lainnya dan segera mengevakuasi seluruh warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi ledakan. Hingga Senin pagi (14/5) warga belum diijinkan kembali ke rumah mereka karena dinilai masih belum aman.
"Kami ke TKP (tempat kejadian perkara.red) dan melihat ada tiga orang. Satu orang bernama Anton masih pegang switching. Kita tidak mau ambil risiko, jadi akhirnya kita lumpuhkan,” ujar Kabidhumas Polda Jawa Timur Kombes Pol. Frans Barung kepada VOA Minggu malam.
Dua orang lainnya, yaitu istri Anton – Puspita Sari – dan anak pertama yang berusia 17 tahun, diperkirakan meninggal terkena bom yang meledak itu. Tiga korban luka-luka lainnya adalah anak Anton yang berusia antara 11 hingga 15 tahun. “Yang di RS Siti Khadijah adalah satu selamat atas nama anak laki-laki dan anak perempuan,” tambah Frans.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Machud Arifin menduga terduga teroris di Wonocolo, Sidoarjo, juga berencana melakukan aksi teror seperti di Surabaya.
“Kita duga akan melakukan tindakan serupa di Surabaya, tetapi meledak duluan. Mudah-mudahan bisa segera dievakuasi,” ujarnya kepada wartawan ketika mengunjungi lokasi kejadian di Sidoarjo.
Status siaga satu atau tingkat kewaspadaan tertinggi masih diberlakukan di ibukota Jakarta, diikuti dengan peningkatan pengamanan sejumlah obyek vital dan lokasi strategis. [em]