Tautan-tautan Akses

Boris Nadezhdin, Kandidat Presiden Rusia yang Tentang Invasi ke Ukraina


Boris Nadezhdin, 71 tahun, akan kembali maju dalam pemilihan presiden untuk menantang Presiden Vladimir Putin (foto: dok).
Boris Nadezhdin, 71 tahun, akan kembali maju dalam pemilihan presiden untuk menantang Presiden Vladimir Putin (foto: dok).

Ratusan warga Moskow mengantre pada hari Senin (22/1) untuk mendaftarkan politisi Boris Nadezhdin, yang menentang invasi Rusia ke Ukraina, untuk menantang Presiden Vladimir Putin di kotak surat suara.

Putin, yang berusia 71 tahun, akan kembali maju dalam pemilihan presiden untuk mendapatkan periode kelima tanpa adanya oposisi nyata, dengan diberlakukannya larangan untuk mengkritik invasi ke Ukraina selama hampir dua tahun.

Meski demikian, sejak Sabtu (20/1), ribuan warga Rusia di seantero negeri dan di luar negeri telah mengumpulkan tanda tangan untuk mendukung Nadezhdin agar maju sebagai kandidat resmi dalam pilpres Maret mendatang.

Berdasarkan undang-undang pemilu Rusia, Nadezhdin membutuhkan 100.000 tanda tangan pada akhir Januari agar memenuhi syarat untuk maju. Situs webnya menyatakan bahwa hingga Senin malam ia telah mengumpulkan hampir 85.000 tanda tangan.

Mantan anggota parlemen yang sempat menjadi bagian dari kelompok oposisi liberal maupun gerakan yang sejalan dengan pemerintah itu muncul sebagai kandidat yang mengusung “perdamaian.”

Nadezhdin, yang berusia 60 tahun, secara berhati-hati memperjuangkan “perdamaian” dan menyebut keputusan Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 sebagai sebuah “kesalahan fatal.”

“Tidak satu pun tujuan operasi militer (di Ukraina) yang telah dicanangkan itu terpenuhi,” demikian bunyi manifesto online-nya.

“Putin melihat dunia dari masa lalu dan menyeret Rusia kembali ke masa lalu,” lanjut pernyataan terbukanya.

Pernyataannya menjadi kritikan yang sangat jarang muncul di Rusia, di mana para tokoh oposisi dijatuhi hukuman penjara karena telah secara terbuka menentang presiden.

Semua kandidat lain yang maju dalam pilpres telah menyatakan dukungan mereka terhadap invasi yang dilakukan Kremlin.

Beberapa warga yang mengantre untuk mendukung Nadezhdin mengatakan bahwa mereka melihatnya sebagai satu-satunya kandidat yang menawarkan perspektif berbeda bagi Rusia.

Ivan Semyonov, mahasiswa bioteknologi yang berusia 19 tahun, ikut mengantre setelah melihat foto-foto antrean untuk Nadezdhin di media sosial yang membuatnya merasa terenyuh.

“Bagi banyak orang, ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan ketidaksetujuan Anda dengan apa yang sedang terjadi, tanpa khawatir akan ditangkap,” ungkapnya.

Natalia Avdeyeva, suster asal Kota Omsk yang sedang mengunjungi Moskow, mengaku mendukung Nadezhdin “karena ia satu-satunya orang yang menentang operasi militer khusus itu.”

“Saya ingin ada sejenis alternative,” kata perempuan berusia 53 tahun itu.

Nadezhdin sebelumnya sempat menjadi anggota majelis rendah parlemen Rusia, yang biasa disebut Duma.

Ia dulu juga dekat dengan Boris Nemtsov, tokoh oposisi liberal Rusia yang dibunuh tahun 2015, sebelum beralih ke lingkaran politik yang lebih selaras dengan Kremlin. [rd/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG